Delapan Budaya Tradisional Jepang Terbaik

  • 24 Des 2016
  • 10 Nop 2023
  • Cody Ng

Selain sebagai salah satu negara maju, Jepang juga merupakan negara dengan sejarah lebih dari 2000 tahun, di mana seni tradisional dan seni bela diri yang diwariskan selama berabad-abad hingga saat ini masih dipraktikkan dalam kehidupan keseharian.

Salah satu hal yang dicari saat berkunjung ke Jepang adalah mempelajari dan mengalami sejarah, budaya tradisional dan seninya. Artikel ini memperkenalkan beberapa budaya dan kegiatan tradisional yang merupakan bagian penting dari kisah Jepang.

1. Busana tradisional Jepang: Kimono

Kimono adalah pakaian tradisional Jepang yang sangat terkenal di seluruh dunia. Bahkan orang akan langsung berpikir tentang kimono jika ditanya tentang Jepang.

Kimono pada dasarnya adalah jubah panjang, dengan sepotong kain lebar, yang disebut obi, yang dililitkan di pinggang dan diikatkan ke tubuh. Khususnya untuk kimono wanita menggunakan kombinasi warna dari kimono dan obi, yang dikenal sebagai 'pencocokan warna -色合わせ', untuk mengekspresikan diri dan musim yang ada saat itu.

Di Jepang, kimono dulunya adalah pakaian umum yang dikenakan sehari-hari, tetapi saat ini banyak orang Jepang yang hanya mengenakan kimono untuk pernikahan dan acara seremonial lainnya, perayaan seperti upacara kedewasaan dan upacara wisuda, dan acara musiman seperti pertunjukan kembang api dan festival. Mengenakan kimono dengan benar akan membutuhkan waktu, tetapi jika ingin mencobanya saat berlibur ke Jepang, kami sarankan untuk mencari toko penyewaan kimono atau workshop mengenakan kimono di dekat tempat wisata. Staf profesional akan memakaikan kimono kepadamu, dan ada juga toko-toko yang menyediakan pakaian dalam, aksesori, dan aksesoris rambut.

Artikel Terkalit

2. Kuliner Jepang (Wa Shoku)

Masakan Jepang populer di seluruh dunia dan terdaftar sebagai Situs Warisan Budaya Takbenda UNESCO sebagai 'Wa Shoku' atau makanan Jepang.

Sushi adalah salah satu kuliner yang paling terkenal diantara sukiyaki, ramen, dan soba. Selain itu, karena Jepang merupakan negara kepulauan, di mana banyak makanan laut segar yang dapat ditangkap. Ikan dan kerang segar biasanya dimakan mentah. Ketika datang ke Jepang, cobalah sashimi dan kaisen-don (seafood rice bowl)!

Rekomendasi kuliner Jepang yang tak kalah menarik lainnya adalah 'yakiniku' (daging panggang), seperti daging sapi wagyu, yang dimasak di atas arang. "Yakitori", atau dalam bahasa Indonesianya sate ayam, yang diberi bumbu saus kecap shoyu dan dipanggang di atas api arang. "Tempura" dibuat dengan membalut ikan dan sayuran dengan adonan tepung dan digoreng. Teppan-yaki" - daging dan sayuran yang dipanggang di atas wajan besi teppan. Atau sukiyaki, okonomiyaki, una-don (unagi rice bowl), camilan Jepang. ..... Daftarnya tak ada habisnya.

Sake yang digemari orang di seluruh dunia dengan sebutan SAKE dan Sake Jepang. Sake adalah minuman Jepang yang terbuat dari beras berkualitas tinggi, koji, dan air bersih. Sake dapat dinikmati di restoran Jepang, ryotei (restoran bergaya Jepang), izakaya (pub bergaya Jepang), dan bar, serta wisata edukasi dengan mengamati proses produksinya di tempat pembuatannya.

Artikel Terkait

3. Perayaan Musim Jepang: Hanami, Dedaunan musim gugur, festival musim panas, dll

Jepang memiliki empat musim, dan untuk merayakan perubahan sesuai musim, diselenggarakan berbagai event sepanjang tahun. Di antaranya, hanami (melihat bunga sakura), menikmati pemandangan dedaunan musim gugur, dan festival musim panas yang terkenal di kalangan wisatawan mancanegara.

Hanami, menikmati pemandangan bunga sakura mekar di musim semi

Jepang juga dikenal dengan empat musimnya yang indah, dengan bunga sakura di musim semi, tanaman hijau segar di musim panas, dedaunan musim gugur di musim gugur, dan salju di musim dingin.

Setiap musim semi, orang Jepang mengadakan event hanami (melihat bunga sakura) di berbagai daerah di Jepang untuk melihat bunga sakura yang mekar selama dua minggu atau lebih. Kelopak bunga sakura yang berwarna merah muda pucat sangat indah, dan ini adalah waktu di mana orang-orang menggelar tikar di bawah pohon sakura, membawa bekal makan siang, makanan ringan dan minuman, serta piknik untuk menikmati suasana musim semi. Hanami diadakan di seluruh Jepang, dan festival bunga sakura diadakan di berbagai tempat untuk melihat bunga sakura dan taman, termasuk Taman Hirosaki di Prefektur Aomori dan Kakunodate Buke Yashiki di Prefektur Akita.

Bunga sakura mekar mulai dari bagian selatan Jepang: Okinawa yang dimulai mekar pada akhir Februari atau awal Maret, bertahap ke utara. Tokyo biasanya mekar pada akhir Maret, sementara Kastil Hirosaki di Aomori yang terkenal dengan keindahan sakura, baru mulai mekar pada awal Mei.

Natsu matsuri, festival musim panas

Festival musim panas diadakan di banyak tempat di musim panas. Pengunjung dapat menikmati menonton parade mikoshi dan menikmati makanan dan permainan dari kios-kios. Beberapa festival juga sangat meriah, dengan pertunjukan kembang api yang spektakuler di malam hari. Jika kamu pergi pada awal Agustus, dalam waktu kurun seminggukamu dapat menghadiri beberapa festival musim panas Tohoku!

Festival Aomori Nebuta, Festival Akita Kanto, Morioka Sansa Odori, Festival Yamagata Hanagasa, Festival Sendai Tanabata, Festival Fukushima Waraji.

Koyogari, Menikmati pemandangan dedaunan di musim gugur

Menikmati alam Jepang yang menyala dengan dedaunan musim gugur juga populer. Kebun, taman, gunung, dan danau di Jepang terlihat memerah oleh dedaunan musim gugur. Jalan-jalan yang dipenuhi pepohonan di mana daun-daun ginkgo keemasan berguguran membentuk karpet kuning juga merupakan pemandangan yang spektakuler. Waktu terbaik untuk melihat dedaunan musim gugur adalah dari pertengahan September. Musim daun musim gugur dimulai di Hokkaido di utara dan bergerak ke selatan menuju Tokyo, Osaka dan Kyushu di selatan sekitar bulan Oktober-November.

Artikel Terkait

4. Bangunan arsitektur tradisional Jepang

Jepang adalah negara dengan sejarah lebih dari 2000 tahun. Karenanya, banyak bangunan tua, seperti taman, kuil, kastil, dan rumah-rumah tua, yang dipertahankan dalam kondisi aslinya, menjadikannya tempat wisata di mana pengunjung dapat merasakan budaya dan sejarah tradisional Jepang. Contoh yang umum termasuk (taman) Rikugien di Tokyo, Kuil Kiyomizu-dera di Kyoto, dan Kastil Osaka di Osaka. Baik di kuil Buddha maupun kuil Shinto, pengunjung dapat merasakan pengalaman Shinto dan Buddha Jepang, sementara di kastil mereka dapat belajar tentang sejarah dan budaya Jepang. Sangat direkomendasikan untuk mengunjungi taman Jepang dengan bunga-bunga yang mekar di musimannya.

Taman Jepang, yang tdicintai oleh orang-orang Jepang sejak zaman kuno, sebenarnya fungsinya lebih dari sekadar taman. Banyak taman yang masih ada sampai sekarang didasarkan pada pemikiran religius, seperti agama Buddha, dan sangat mencerminkan agama masyarakat Jepang. Taman-taman di Jepang pada awalnya saat pertama kali dibuat taman Jepang dipengaruhi oleh pengaruh Cina dan Korea, dan kemudian dipengaruhi oleh pemikiran Buddha dan dirancang sesuai dengan filosofi tersebut. Banyak taman yang masih mengandung unsur Buddha.

Sebagai contoh, salah satu bentuk tertua dari jenis taman Jepang adalah karesansui. Karesansui adalah taman yang sebagian besar terdiri dari batu, tanpa menggunakan air dari sungai atau kolam. Awalnya dikembangkan di kuil-kuil Zen, taman ini dibuat berdasarkan ide bahwa "dengan bermeditasi sambil melihat taman sebagai taman yang menghubungkan dunia dan akhirat, kamu dapat pergi ke Surga Tanah Suci". Fitur dan daya tarik utama lainnya dari taman Jepang adalah keselarasannya dengan dirinya sendiri dan pemandangan empat musim. Ada taman yang mereproduksi pemandangan spektakuler yang sebenarnya, serta taman yang menampilkan bunga sakura dan plum, bunga musiman, dan dedaunan musim gugur.

Artikel terkait

  • Artikel tentang taman Jepang dapat kamu lihat dari sini  
  • Artikel tentang kastil Jepang dapat kamu lihat dari sini

5. Seni pertunjukan tradisional Jepang

Yang termasuk dalam seni pertunjukan tradisional Jepang adalah teater, musik, dan tarian yang telah diwariskan secara turun-temurun. Seni pertunjukan tradisional terbagi menjadi teater, pertunjukan, tarian, dan musik.

Teater

'Teater' atau engeki (演劇) adalah seni panggung yang menampilkan pertunjukan langsung dan cerita. Ada berbagai macam seni pertunjukan tradisional, termasuk Kabuki, yang terkenal hingga ke mancanegara dan mewakili seni pertunjukan tradisional Jepang, Nohgaku, drama lagu-dan-tarian dengan topeng Noh dan tema supernatural, dan Bunraku (ningyo joruri), di mana dalang memanipulasi boneka dengan iringan musik shamisen dan narasi.

Panggung hiburan

'Yose -(寄席)' mengacu pada ruang pertunjukan populer di mana seni pertunjukan Jepang disajikan kepada penonton. Engei atau panggung hiburan adalah istilah umum untuk seni pertunjukan populer yang menggunakan dongeng, nyanyian, dan sulap untuk menghibur penonton. Misalnya, rakugo, di mana satu orang memainkan beberapa peran untuk menceritakan sebuah cerita lucu, kodan, di mana seorang pendongeng menceritakan sejarah dengan menggunakan kipas, dan manzai, di mana sepasang pelawak menghibur para penonton dengan bertukar dialog.

Seni tari tradisional

Nihon buyo (tarian Jepang) dikembangkan dari teknik tarian kabuki. Para penari Jepang mengenakan kimono dan menari sambil menggerakkan kipas dan telapak tangan mereka dengan cara yang unik dan spektakuler. Terkadang mereka menggambarkan pemandangan, dan terkadang mereka menciptakan berbagai peran dengan gerakan tubuh mereka yang indah.

6. Tiga jalur artistik Jepang

Jepang adalah negara yang menghargai sejarah, tradisi, dan keramahtamahan, dan memiliki seni tradisional yang dikenal sebagai sandō atau tiga jalur artistik Jepang yaitu pacara minum teh (sado), kaligrafi, merangkai bunga (ikebana).

Upacara minum teh/ Sado

Bagi para pengunjung yang datang ke Jepang, upacara minum teh atau sado adalah salah satu hal yang menarik untuk dicoba. Upacara ini merupakan tindakan dan ritual merebus air, membuat teh, dan menyajikannya kepada para tamu di ruang minum teh sesuai dengan etiket tradisional. Keindahan dan spiritualitas yang tinggi dari upacara minum teh disebut 'wabi-sabi', dan jika kamu berkesempatan untuk merasakan upacara minum teh di Jepang, kamu akan dapat merasakan 'wabi-sabi' Jepang sambil menikmati secangkir teh bubuk yang lezat yang diseduh dengan air panas.

Seni kaligrafi / Shodo

Kaligrafi atau shodo adalah seni menulis kata-kata dan kalimat Jepang di atas kertas Jepang dengan merendam kuas dengan tinta dan mengekspresikan keindahan karakter. Ada tiga jenis huruf Jepang: kanji, hiragana, dan katakana, dengan bentuk dan gaya penulisan yang berbeda.

Ada tempat di mana kamu bisa belajar kaligrafi, seperti workshop meditasi di kuil, dan berbagai kelas kaligrafi besar dan kecil, pusat komunitas, dan pusat budaya di seluruh Jepang. Kamu juga dapat membeli kuas dan alat yang digunakan dalam kaligrafi sebagai suvenir, serta karya kaligrafi profesional dan lukisan tinta.

Seni merangkai bunga Ikebana/ Kado

Ikebana atau merangkai bunga (disebut juga Kado), adalah seni merangkai bunga sesuai dengan musimnya. Ikebana berbeda dengan merangkai bunga dalam hal penggunaan warna dan populer di kalangan orang-orang di luar negeri, tetapi tahukah kamu bahwa asal-usulnya sudah sangat tua?

Pertama, di Jepang, di mana terdapat empat musim yang berbeda, telah lama ada kebiasaan mengagumi bunga-bunga yang indah di setiap musim. Bahkan, banyak puisi waka tentang bunga yang disertakan dalam buku-buku Jepang kuno.

Kemudian, dengan menyebarnya agama Buddha, kebiasaan mempersembahkan bunga kepada Buddha menjadi populer dan melahirkan tradisi ikebana.

Acara ikebana biasanya diadakan di dalam ruangan di ruang pameran atau di aula utama kuil dan wihara. Kamu juga dapat mengagumi ikebana yang dipajang di lobi-lobi onsen ryokan (pemandian air panas) dan hotel.

7. Master Kobudo dan seni tradisional Jepang

Pertandingan Sumo

Sumo adalah olahraga nasional Jepang dan salah satu yang paling tradisional. Dihelat di atas panggung sakral yang disebut dohyo (ring), dua orang rikishi, masing-masing mengenakan cawat sutra yang disebut mawashi, berhadapan satu lawan satu. Berbagai ritual dan gerakan dilakukan sebelum dan sesudah pertarungan, mulai dari saat para pesumo muncul dan masuk ke dalam ring hingga saat mereka meninggalkan ring setelah pertarungan. Kelahiran sumo berasal dari ritual Shinto dari agama kuno Jepang, salah satunya adalah menabur garam untuk menyucikan ring sebelum pertandingan. Kata 'yokozuna', peringkat tertinggi dalam daftar peringkat pegulat sumo, konon berasal dari tali khusus yang ditenun dari kain linen putih, yang hanya boleh dikenakan oleh pesumo yang sangat kuat di pinggang mereka pada saat itu.

Geisha dan Maiko

Geisha adalah wanita yang mengenakan kimono dan make up khusus, yang menghibur para tamu dengan menampilkan tradisi kuno seni, tarian dan nyanyian. Maiko adalah geisha yang bekerja di Kyoto dan Jepang Barat. Mereka juga bernyanyi, menari dan memainkan alat musik tradisional Jepang untuk para tamu. Kamu dapat menjumpai mereka terutama di Kyoto atau beberapa di Kagurazaka atau Asakusa, Tokyo.

Aktor Kabuki

Kabuki adalah tradisi kuno teater Jepang, yang diproduksi dan dimainkan sejak abad ke-17. Awalnya, kabuki dilakukan oleh wanita dan anak laki-laki. Namun, pertengahan abad ke-17, gaya kabuki berubah dan menjadi dunia eksklusif pria. Sejak itu, para aktor kabuki dengan bangga membawakan tradisi dan memerankan peran pria dan wanita dalam sebuah drama. Seni kabuki biasanya diturunkan dari generasi ke generasi, dari ayah sampai putra mereka. Karena itu, ada banyak "keluarga kabuki" terkenal di Jepang yang memiliki tradisi tampil di atas panggung. Namun, popularitas pertunjukan Kabuki ini menjadi terlalu besar, dan malah sering terjadi perkelahian di antara para pengunjung, yang menyebabkan kontrol yang ketat dan akhirnya pertunjukan Kabuki sempat dilarang.

Setelah larangan tersebut, Kabuki mulai dipertunjukkan oleh aktor pria dewasa saja. Sejak saat itu, tradisi ini terus berlanjut dalam kabuki yang ada hingga saat ini. Oleh karena itu, meskipun ada peran wanita dalam sebuah pertunjukan, mereka dimainkan oleh aktor pria yang dikenal sebagai onnagata. Kabuki dapat disaksikan di teater Kabuki-za di Tokyo, serta teater Shijo Nanza di Kyoto dan teater Hakataza di Fukuoka.

8. Kerajinan tradisional Jepang

Kerajinan tradisional Jepang adalah kerajinan yang dibuat dengan tangan menggunakan keterampilan dan teknik tradisional yang telah berlangsung lebih dari 100 tahun. Di antaranya, ada 240 'kerajinan tradisional' yang memenuhi kelima kriteria dan telah ditetapkan oleh Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (per Januari 2023).

Semangat kesinambungan dan keterampilan serta ketekunan para pengrajin selama bertahun-tahun adalah yang membuat kerajinan ini begitu indah. Ada berbagai macam kerajinan, mulai dari yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari hingga yang telah berkembang sebagai pengakuan atas kualitas artistiknya.

Contohnya adalah kaca segi Edo, di mana berbagai pola dipotong ke permukaan kaca; boneka dan boneka kokeshi, mainan tradisional setempat; tekstil, yang diproduksi menggunakan teknik unik di setiap daerah dan nyaman saat disentuh serta tahan lama; kertas Jepang dan kertas Kanazawa, yang juga digunakan dalam karya seni; serta keramik, yang dicat dengan berbagai macam cara. Jika ada kesempatan untuk membelinya, ide dijadikan untuk oleh-oleh adalah ide yang baik.

Daftar Isi

Survey[Survei] Liburan ke Jepang







Recommend