Kepopuleran Kembali Berkat Demon Slayer! 12 Motif Tradisional Jepang (Wagara) Pilihan|Penjelasan Lengkap Sejarah dan Makna Ichimatsu, Asanoha, Kikkō

Berkat kesuksesan besar anime "Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba", pola tradisional Jepang (wagara) seperti pola kotak-kotak milik sang protagonis, Kamado Tanjiro, dan pola daun rami milik adiknya, Nezuko, kini menarik perhatian dunia. Tahukah kamu bahwa pola-pola ini bukan sekadar desain, melainkan juga jimat keberuntungan yang telah mengandung harapan dan kebijaksanaan masyarakat sejak zaman dahulu?

Pada artikel ini, kami akan menjelaskan secara mudah sejarah dan makna mendalam dari pola-pola keberuntungan khas Jepang seperti pola yang menghiasi karakter Kimetsu no Yaiba, serta pola Seigaiha, Shippo, dan Karakusa yang melambangkan harapan akan umur panjang dan kemakmuran.

※Sebagian dari penjualan atau reservasi produk yang diperkenalkan dalam artikel ini dapat dikembalikan kepada FUN! JAPAN.

Pola Keberuntungan Abadi! "Ichimatsu Moyou"

Ciri Khas

Pola Ichimatsu adalah pola kotak-kotak yang tersusun secara teratur secara vertikal dan horizontal. Warna yang digunakan bisa monokrom hitam-putih, hijau-hitam, merah-putih, dan berbagai kombinasi lainnya. Pola ini banyak digunakan pada kimono, obi, keramik, lambang keluarga, kerajinan tangan, hingga desain arsitektur, dan merupakan salah satu pola tradisional Jepang yang paling terkenal.

Sejarah dan Makna

Kitagawa Utamaro "Fujin Ninsou Juppin" (1792-1793) Koleksi The Metropolitan Museum of Art

Nama "Ichimatsu" berasal dari aktor kabuki era Edo, Sanogawa Ichimatsu, yang mempopulerkan pola ini melalui kostum panggungnya. Sebelumnya, pola ini dikenal dengan nama "Ishidatami-mon" (pola batu paving).

Deretan kotak yang berlanjut tanpa putus melambangkan "kemakmuran abadi", "kelangsungan keturunan", dan "perkembangan usaha", sehingga dianggap sebagai pola pembawa keberuntungan.

Keteraturan dan kestabilannya juga melambangkan makna "keberlanjutan" dan "ketertiban".

Belakangan ini, pola Ichimatsu juga digunakan pada emblem Olimpiade ke-32 (2020/Tokyo).

Karakter Anime Terkait: Kamado Tanjiro dari "Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba"

Sumber: Animate

Haori yang dikenakan oleh Kamado Tanjiro, protagonis "Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba", didesain dengan pola kotak-kotak hitam dan hijau. Seiring dengan popularitas besar anime ini, pola Ichimatsu kini sangat identik dengan Tanjiro.

👉Ingin menonton "Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba" di DVD/Blu-ray?

Pola "Asanoha" yang Melambangkan Harapan Akan Pertumbuhan Anak

Ciri Khas

Pola Asanoha adalah pola geometris berbasis segi enam. Pola ini dibuat dengan menarik garis-garis secara radial dari dasar segi enam, sehingga menyerupai bentuk daun rami, yang menjadi asal penamaannya.

Sejarah dan Makna

Sejarah motif daun rami (Asanoha) sangatlah tua, bahkan dapat ditemukan pada dekorasi patung Buddha dan bangunan dari zaman Nara dan Heian. Motif ini menyebar ke kalangan rakyat biasa dari zaman Kamakura hingga Edo, dan sangat populer sebagai pola komon (pola kecil) pada zaman Edo.

Tanaman rami tumbuh dengan cepat, lurus, dan kuat. Karena itu, motif daun rami dianggap sebagai pola pembawa keberuntungan dan sering digunakan pada pakaian bayi baru lahir.

Karakter anime terkait: Nezuko Kamado dari "Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba"

Sumber: Animate

Kimono Nezuko Kamado dari "Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba" memiliki motif daun rami berwarna pink. Dalam cerita, digambarkan ketulusan dan pertumbuhan Nezuko, yang sangat sesuai dengan makna motif daun rami.

👉Tonton "Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba" di DVD/Blu-ray!

Kekuatan Regenerasi dan Penangkal Sial: "Motif Uroko (Sisik)"

Ciri Khas

Motif uroko adalah pola yang tersusun dari segitiga sama sisi yang disusun berurutan ke atas, bawah, kiri, dan kanan. Karena terlihat seperti sisik ikan atau ular, maka disebut motif uroko (sisik).

Sejarah dan Makna

Motif uroko sudah ada sejak zaman Heian, dan digunakan pada dekorasi kuil serta kostum Noh. Sisik mengingatkan pada ular dan naga, yang sering berganti kulit, sehingga menjadi simbol "regenerasi dan penangkal sial". Oleh karena itu, motif uroko dipercaya memiliki makna sebagai penolak bala dan penangkal sial.

Karakter anime terkait: Zenitsu Agatsuma dari "Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba"

Sumber: Animate

Haori Zenitsu Agatsuma dari "Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba" memiliki motif uroko. Meskipun Zenitsu biasanya penakut dan kurang percaya diri, namun saat dibutuhkan ia bisa bangkit dan melindungi teman-temannya. Karena itu, motif "pelindung" ini sangat cocok untuknya.

👉Tonton "Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba" di DVD/Blu-ray!

Simbol Panjang Umur dan Keberuntungan: "Motif Kikkō (Cangkang Kura-kura)"

Ciri Khas

Pola yang terdiri dari heksagon yang disusun rapat ini disebut sebagai pola Kikkō karena bentuknya mirip dengan tempurung kura-kura. Heksagon sendiri memiliki kesan stabil yang kuat, dan dinamai demikian karena bentuknya yang mirip dengan sarang lebah atau tempurung di alam.

Sejarah dan Makna

Pola ini berasal dari Tiongkok dan digunakan pada harta karun Shosoin serta arsitektur kuil pada zaman Nara. Pada zaman Heian, pola ini digunakan pada pakaian bangsawan dan lambang keluarga. Pada zaman Edo, pola ini menyebar ke masyarakat umum dan digunakan pada komon (kain bermotif kecil), fusuma (pintu geser), serta keramik.

Kura-kura adalah simbol umur panjang, sehingga pola Kikkō dianggap sebagai pola yang melambangkan harapan akan umur panjang, kemakmuran, dan stabilitas.

Karakter Anime Terkait: "Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba" Giyu Tomioka

Sumber: Animate

Haori milik Giyu Tomioka dari Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba memiliki desain "katamigawari" yang menggabungkan pola Kikkō berwarna hijau sebagai dasar dengan kain polos berwarna merah karat. Kombinasi warna dan pola yang berbeda di sisi kanan dan kiri ini mungkin menyiratkan kompleksitas situasi yang mengelilingi karakter tersebut. Selain itu, karena haori ini merupakan gabungan dari haori milik Sabito (kakak seperguruannya yang telah meninggal) dan Tsutako (kakak perempuannya), dapat dikatakan bahwa perasaan dan penderitaan terhadap orang yang telah tiada juga diekspresikan melalui desain ini.

👉Beli figur jadi Giyu Tomioka

Semangat dan Vitalitas: "Pola Api (Kaen Moyou)"

Ciri Khas

Pola api (Kaen Moyou) adalah pola yang menggambarkan nyala api yang berkelanjutan. Dengan perpaduan garis lengkung dan sudut tajam, pola ini mengekspresikan kobaran api yang membara. Dibandingkan dengan pola geometris lainnya, pola ini lebih organik dan dinamis.

Sejarah dan Makna

Fudo Myoo dalam Buddhisme

Pola ini banyak digunakan dalam seni Buddha pada zaman Nara dan Heian. Khususnya digunakan pada "kaen kōhai" (aureola api) di belakang patung Buddha.

Api dipercaya dapat membakar kejahatan dan melindungi ajaran Buddha, sehingga menjadi simbol pemurnian, kelahiran kembali, dan kekuatan.

Karakter Anime Terkait: "Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba" Kyojuro Rengoku

Sumber: Animate

Pada ujung haori Kyojuro Rengoku dari Demon Slayer terdapat desain motif api yang menyala-nyala. Motif ini menggambarkan teknik pernapasan api dan karakter Kyojuro Rengoku.

👉Beli action figure Kyojuro Rengoku

"Seigaiha", Motif Ombak yang Melambangkan Harapan Kebahagiaan Abadi

Ciri Khas

Seigaiha adalah motif geometris berupa setengah lingkaran konsentris yang disusun berjejer menyerupai gelombang. Lengkungan-lengkungan yang teratur ini membentuk pola ombak.

Kombinasi warna biru indigo dan putih adalah yang paling khas, namun motif ini juga banyak digunakan dalam hiasan emas, maki-e, maupun yuzen.

Sejarah dan Makna

Motif seigaiha berasal dari pola ombak yang lahir di Tiongkok dan Asia Barat. Melalui Jalur Sutra, motif ini masuk ke Jepang dan berkembang menjadi bentuk seigaiha yang kita kenal sekarang, terutama setelah digunakan pada pakaian dan peralatan sejak zaman Heian.

Berasal dari gambaran ombak yang tenang dan tak berujung, motif ini melambangkan harapan akan kebahagiaan abadi, kemakmuran keturunan, serta keselamatan pelayaran.

Simbol Keharmonisan dan Kedamaian "Shippo Moyou"

Ciri Khas

Shippo moyou adalah pola jaring-jaring yang terbentuk dari lingkaran-lingkaran berukuran sama yang saling tumpang tindih seperempat bagian secara vertikal dan horizontal. Variasi dari shippo moyou antara lain hana shippo, wachi shippo, dan shippo dengan motif hanabishi.

Sejarah dan Makna

Shippo moyou mulai banyak digunakan sejak zaman Muromachi hingga Edo, terutama sebagai motif pengisi ruang kosong pada kimono dan kerajinan lak.

Dalam ajaran Buddha, "shippo" merujuk pada tujuh permata yang disebutkan dalam kitab suci, yaitu emas, perak, lapis lazuli, kristal, kerang raksasa, karang, dan akik. Permata-permata ini melambangkan kemegahan dunia Buddha yang ideal, serta menjadi simbol kemakmuran dan keberuntungan. Karena itu, motif shippo juga dipercaya membawa keberuntungan.

Motif "Karakusa" yang Melambangkan Vitalitas dan Harapan Kemakmuran Keturunan

Ciri Khas

Karakusa adalah motif sulur tanaman yang melengkung membentuk huruf S atau C, dengan daun dan bunga yang saling terkait.

Contoh paling terkenal adalah motif furoshiki "karakusa putih di atas dasar hijau". Karena motif karakusa dapat terus menyambung dan meluas, sangat cocok untuk menutupi seluruh permukaan kain.

Sejarah dan Makna

Motif tanaman ini berasal dari Yunani kuno, lalu masuk ke Jepang melalui Tiongkok. Pada zaman Nara hingga Heian, motif ini digunakan pada arsitektur dan perabotan, dan pada zaman Edo menjadi motif khas furoshiki.

Karena sulur tanaman yang terus tumbuh ke segala arah, motif ini dipercaya membawa keberuntungan sebagai simbol umur panjang, kemakmuran, kejayaan keluarga, dan keselamatan perjalanan.

Motif karakusa juga dikenal dalam anime dan manga Jepang sebagai "motif furoshiki yang dibawa pencuri". Hal ini karena pada zaman Showa, hampir setiap rumah memiliki furoshiki bermotif karakusa, sehingga pencuri bisa membawanya tanpa dicurigai.

Motif "Yagasuri" yang Membawa Keberuntungan untuk Pernikahan, Wisuda, dan Awal Baru

Ciri Khas

Yagasuri adalah pola yang terdiri dari bentuk bulu panah yang diulang secara vertikal. Kombinasi warna klasiknya adalah merah marun dan krem, biru indigo dan putih, dan lain-lain. Gaya siswi dengan hakama yang dipadukan dengan motif ini, yang populer dari era Meiji hingga awal Showa (akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20), merupakan contoh yang paling terkenal.

Sejarah dan Makna

Pola ini populer dari akhir zaman Edo hingga Meiji, dan pada zaman Taisho menjadi motif utama untuk hakama siswi dan pakaian upacara kelulusan. Karena panah yang dilepaskan tidak akan kembali, motif ini mengandung makna seperti "keteguhan hati", "kesetiaan", "ikatan yang tidak kembali (simbol keberuntungan dalam pernikahan)", dan "pencapaian tujuan".

Bunga Nasional Jepang: "Motif Sakura"

Ciri Khas

Motif ini merupakan sebutan umum untuk desain yang menggunakan sakura sebagai tema, seperti bunga berkelopak lima, kelopak yang bertebaran, atau shidare-zakura (sakura yang menjuntai). Motif ini sangat kental dengan nuansa musim, dengan warna dasar seperti merah muda pucat, sakura muda, dan putih susu yang sering digunakan, serta tampak indah dengan tambahan benang emas dan perak atau sulaman.

Sejarah dan Makna

Sakura adalah bunga nasional Jepang. Budaya hanami (melihat bunga sakura) berkembang dari zaman Nara hingga Heian, dan motif sakura menyebar ke dalam sastra istana dan desain pakaian. Pada zaman Edo, motif ini juga banyak digunakan pada komon (kain bermotif kecil), maki-e (dekorasi pernis), dan netsuke (gantungan kecil). Sakura melambangkan "keindahan", "kemegahan", "kefanaan", "awal yang baru", dan "penangkal bala (penyucian musim semi)", sehingga menjadi motif klasik untuk pakaian perayaan hingga musim kelulusan dan masuk sekolah.

Simbol Keharmonisan Pasangan dan Keberuntungan: "Motif Houndstooth (Chidori Goushi)"

Ciri Khas

Pola kotak-kotak diagonal yang terdiri dari dua warna, seperti hitam dan putih, dengan bentuk persegi yang "terpotong". Bentuk yang berderet ini terlihat seperti kawanan burung air kecil yang disebut "chidori", sehingga dinamakan demikian.

Motif ini sering digunakan pada kain wol tenun serong untuk jas, mantel, dan jubah.

Sejarah dan Makna

Pola tweed yang berasal dari Skotlandia ini menyebar ke Jepang seiring dengan westernisasi setelah era Meiji. Motif ini menjadi pola standar untuk seragam pelajar dan pakaian wanita pada zaman Showa.

Kata "chidori" dalam bahasa Jepang juga dapat dibaca sebagai "chitori" (berarti "meraih banyak"), sehingga sering digunakan sebagai simbol keberuntungan.

Simbol Penangkal Bala dan Pengusir Sial: "Motif Kagome"

Ciri Khas

Motif ini berasal dari anyaman keranjang bambu, membentuk pola bintang segi enam (kagome-boshi) atau kisi-kisi segi enam dari segitiga sama sisi yang saling bersilangan.

Kesan motif ini tegas dan tajam, dan seperti motif daun rami, pola dasarnya adalah kisi-kisi segitiga sama sisi.

Sejarah dan Makna

Pola ini berasal dari anyaman keranjang kuno, dan digunakan pada kisi-kisi kuil, lambang keluarga, serta jimat pelindung.

Bintang segi enam yang muncul di tengah dianggap sebagai "mata", dan digambarkan pada pintu masuk atau perlengkapan suci sebagai simbol penangkal bala, pelindung, dan penolak pandangan jahat.

Motif Tradisional Jepang: Pesan Budaya yang Menyampaikan Harapan dan Doa

Motif tradisional Jepang (wagara) bukan sekadar desain yang indah. Di dalamnya terkandung pesan budaya Jepang itu sendiri, berupa harapan dan kebijaksanaan yang diwariskan sejak zaman dahulu, seperti "semoga panjang umur", "ingin bahagia", dan "ingin terhindar dari kesialan".

Motif ichimatsu dan motif daun rami yang kembali populer berkat "Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba" juga akan semakin menarik jika kamu memahami makna mendalam di baliknya.

Jika kamu tinggal di Jepang atau berencana bepergian ke Jepang, cobalah perhatikan barang-barang di sekitar kamu. Pada kimono, furoshiki, keramik, hingga detail arsitektur, kamu pasti akan menemukan banyak motif tradisional.

Jika kamu mengetahui makna dari motif yang kamu sukai, maka itu bukan sekadar oleh-oleh, melainkan akan menjadi jimat yang mengandung harapan seperti “kemakmuran abadi” atau “pertumbuhan yang sehat”.

Kira-kira, harapan apa yang terkandung dalam barang Jepang yang akan kamu pilih berikutnya?

Referensi:

nippon.com “Motif Tradisional Jepang” (Diterbitkan 18 November 2023, Diperbarui 23 Mei 2025)

Government Public Relations Online “Sejarah dan Ciri-ciri Motif Jepang” (Diterbitkan Desember 2022, Diakses 10 Oktober 2025)

Kamus Bahan Interior Jepang “Motif Tradisional” (Tanggal publikasi tidak diketahui, Diakses 10 Oktober 2025)

Daftar Isi

Survey[Survei] Liburan ke Jepang







Recommend