Pajangan Tradisional Jepang Yang Dipercaya Sebagai Pembawa Keberuntungan

  • 31 Mrt 2023
  • Mon

日本 縁起物 Japanese Lucky Item Object

Saat pergi berlibur ke Jepang, mungkin secara tidak sengaja melihat 'patung tanuki' di depan toko-toko. Mungkin di benakmu ada pertanyaan, "Untuk apa barang tersebut dipajang di depan toko? Sebenarnya, pajangan patung tanuki tersebut adalah salah satu jimat yang dipercaya sebagai pembawa keberuntungan orang Jepang.

Di Jepang, ada kebiasaan yang sudah berlangsung lama untuk menyimpan 'jimat keberuntungan' dan mendekorasi rumah, toko, atau kantor dengan jimat-jimat tersebut atau memberikannya sebagai hadiah kepada orang-orang terkasih.

Beberapa benda dari 'jimat keberuntungan' ada yang berwujud, seperti makanan, dan ada pula yang tidak berwujud, seperti adat istiadat, tetapi dalam artikel ini kami akan membahas secara rinci tentang 'pajangan', yang sering terlihat di tempat wisata terkenal Jepang.

Sekilas tentang jimat keberuntungan orang Jepang

Kata 'engi -縁起' berasal dari bahasa Sansekerta 'pratītya-samutpāda', yang berarti 'segala sesuatu selalu memiliki sebab dan akibat yang memunculkannya', yang dalam bahasa Jepang disebut 'innen shoki-因縁生起', kependekan dari 'sebab dan akibat'.

Di zaman modern, kata ini sering digunakan dalam ungkapan seperti 'nasib baik' atau 'nasib buruk', yang berarti 'keadaan di mana ada unsur firasat bahwa peristiwa yang baik (atau buruk) akan terjadi'.

Empat pajangan pembawa keberuntungan yang populer di Jepang

Di Jepang, ada kebiasaan memberikan 'jimat keberuntungan' untuk merayakan dan mendoakan agar diberkahi dengan keberuntungan, dan ada banyak jenis barang hadiah yang berbeda. Di sini kami memperkenalkan beberapa barang hadiah yang paling populer, termasuk di dalamnya ada;ah pajangan untuk disimpan di rumah!

Maneki neko, pajangan yang dipercaya pembawa keberuntungan dalam rezeki dan kedatangan pelanggan lebih banyak

'Maneki neko' adalah jimat keberuntungan yang digunakan pada dunia bisnis, untuk mendapatkan bisnis yang lebih sukses. Baru-baru ini, kucing ini menjadi populer sebagai suvenir di kalangan wisatawan asing, yang menyebutnya 'Lucky cat' atau 'Welcome cat'.

Terdapat berbagai teori tentang bagaimana hal ini bisa dianggap sebagai jimat keberuntungan, yang paling terkenal adalah anekdot dari Kuil Gotoku-ji, Tokyo. Suatu hari, ketika Ii Naotaka, penguasa wilayah Hikone, melewati Gotoku-ji dalam perjalanan pulang dari berburu burung elang, ia memutuskan untuk mampir ke halaman kuil karena ada seekor kucing yang memberi isyarat kepadanya. Saat berada di kuil, badai petir tiba-tiba datang, tetapi berkat kucing itu, dia tidak basah kuyup kehujanan dan menikmati berbicara dengan biksu, jadi sejak saat itu, tuannya merawat kucing itu dengan baik. Sejak itu, di Kuil Gotokuji, kucing-kucing yang membawa keberuntungan disebut dengan 'Maneki Neko' (anak kucing pembawa keberuntungan), dan dibangun aula pembawa keberuntungan untuk mengabadikannya.

Ada berbagai bentuk dari Maneki Neko ini, masing-masing mempunyai manfaat yang berbeda.

  • Pada dasarnya adalah patung kucing dengan mengangkat tangan kanan mengundang 'keberuntungan dalam hal rezeki', dan mengangkat tangan kiri adalah mengundang 'orang' untuk memasuki tokonya.
    ※Ada juga patung yang mengangkat kedua belah tangan, yang mempunyai arti tidak bagus yakni "menyerah / give up", pajangan yang mengandung arti mengundang nasib sial.
  • Kebanyakan adalah pajangan Maneki Neko yang sedang  memegang koin emas (koban), tetapi ada juga yang sedang memegang ikan sea bream, kochuji atau palu hias, dan juga kumade atau alat penggaruk hias
  • Dalam beberapa tahun terakhir, ada juga pajangan yang mencerminkan perubahan zaman dan mengandung berbagai manfaat, seperti 'cinta', 'umur panjang', dan 'menang undian'.
  • Warna juga tampaknya menunjukkan arti dan manfaat tersendiri. Contoh:
    • Warna emas: Peningkatan jumlah uang / rezeki
    • Warna belang tiga warna: Mendatangkan keberuntungan baik 
    • Warna hitam: Pengusir bala, perlindungan dari nasib buruk, dan menjaga agar rumah selalu aman

Ada banyak tempat terkenal di seluruh Jepang yang berhubungan dengan pajangan Maneki Neko ini. Di Kuil Gotoku-ji, tempat kelahiran sang Maneki Neko ini, kamu bisa bertemu dengan banyak Maneki Neko tidak hanya di area kuil tetapi juga di jalan-jalan perbelanjaan di sekitarnya. Di Prefektur Aichi juga terdapat Jalan Tokoname Manekineko Dori yang terkenal di Kota Tokoname dan Museum Maneki Neko di Kota Seto, di mana kamu bisa melihat berbagai macam jenis Maneki Neko.

Patung Tanuki atau Rakun, Jimat bisnis pembawa kemakmuran yang sering terlihat di pintu masuk

'Patung tanuki' atau rakun juga sering terlihat di depan toko dan di depan pintu di Jepang sebagai jimat keberuntungan untuk mendapatkan bisnis yang sukses. Patung-patung ini juga populer sebagai hadiah untuk pembukaan toko baru.

Konon disebut bahwa patung tanuki ini pertama dibuat oleh Tetsuzo Fujiwara dari Tembikar Tanuki asli (sekarang dikenal sebagai Rian). Pada tahun 1951, Kaisar Showa mengunjungi Shigaraki dan membuat sebuah puisi tentangnya, yang membuatnya terkenal di seluruh negeri Jepang.

Sosok dan barang-barang dari patung tanuki Shigaraki juga mengekspresikan makna dari delapan tanda keberuntungan, yang dikenal sebagai 'Hassou Engi' (delapan fase keberuntungan).

  • Topi: Dalam kehidupan sehari-hari selalu siap siaga, mempersiapkan segala sesuatu terhadap musibah yang tidak terduga
  • Mata besar: Melihat dan memperhatikan sekeliling sehingga kamu dapat membuat keputusan yang tepat
  • Wajah tersenyum: Bersosialisasi dan memiliki networking, membuat bisnis menjadi makmur
  • Kebajikan: Berusaha untuk memiliki karakter yang baik
  • Passbook: Barang yang paling dipercaya
  • Perut besar: Bersikap tenang dan berani
  • Kantong uang: Keberuntungan dalan hal keuangan
  • Ekor tebal: Berakhir dengan jelas!

Tempat-tempat di mana Anda bisa bertemu dengan patung tanuki termasuk Kota Shigaraki, Kota Koka, Prefektur Shiga, dan Stasiun Hozukyo di Sagano Romantic Tram di Arashiyama, Prefektur Kyoto. Pastikan untuk memotret banyak sebagai kenang-kenangan liburan Jepang!

Daruma, Jimat yang berfungsi sebagai penangkal kejahatan, penyakit dan musibah

Boneka Daruma dikenal sebagai objek peribahasa 'Nana korobi yaoki - 七転び八起き' dan dipercaya sebagai jimat membawa kemakmuran, keberuntungan dan kesuksesan dalam hidup, karena boneka ini dibuat untuk segera bangkit setelah dirobohkan.

Model Daruma konon berasal dari biksu Buddha dari India, Daruma Daishi. Lahir di Kanchipuram, India Selatan, sekitar 1.600 tahun yang lalu, dan ditahbiskan serta mendapat pelatihan dengan nama biksu Bodhidharma. Dia kemudian melakukan perjalanan ke Cina, di mana dia dikatakan telah meletakkan dasar-dasar Buddhisme Zen.

Tempat kelahiran 'Daruma pembawa keberuntungan' adalah Kuil Shorinzan Daruma-ji di Takasaki, Prefektur Gunma. Konon, hal ini berawal ketika biksu Tougaku dari Kuil Daruma-dera mengajari petani Tomogoro Yamagata yang sedang dilanda kelaparan, tentang bagaimana cara membuat boneka Daruma.

Takasaki Daruma memiliki ciri khas dengan representasi dua hewan di wajahnya yang merupakan simbol keberuntungan dan umur panjang: burung bangau untuk alis dan kura-kura untuk hidung dan kumis. Ada berbagai teori mengapa boneka Daruma dicat merah, seperti karena duta dan pendeta tinggi Daruma yang menjadi modelnya mengenakan jubah merah, atau karena boneka ini dimaksudkan untuk 'mengusir roh jahat'. Selain itu, melukis mata Daruma sendiri dikatakan untuk "mengekspresikan terbukanya mata hati".

Jika kamu ingin membeli boneka Daruma Jepang sebagai suvenir, kunjungi toko-toko suvenir di sekitar Kuil Kataokayama Daruma-dera di Prefektur Nara, tempat kelahiran kepercayaan Daruma, dan Kota Takasaki di Prefektur Gunma. Ada juga toko-toko yang mengkhususkan diri pada boneka Daruma di daerah Nakamise, Kawasaki Daishi, yang mudah diakses dari Tokyo.

Boneka Kokeshi, Doa untuk anak-anak, simbol keberuntungan untuk kesehatan dan pertumbuhan anak-anak.

Boneka Kokeshi adalah boneka kayu yang dibuat secara tradisional dan digunakan sebagai jimat keberuntungan untuk mendoakan anak-anak agar dapat tumbuh berkembang secara sehat dan selamat. Boneka ini konon berasal dari akhir zaman Edo (1603-1868), ketika dibuat sebagai suvenir untuk pengunjung spa di resor pemandian air panas di wilayah Tohoku. Nama 'kokeshi' konon berasal dari Konvensi Naruko Asosiasi Kokeshi Tokyo yang diadakan di Naruko Onsen pada tahun 1940, ketika para pengrajin kokeshi dan orang-orang yang terkait berkumpul untuk menyatukan tiga huruf hiragana untuk 'kokeshi'.

Togatta, Naruko dan Tsuchiyu Onsen dikenal sebagai 'tiga tempat kelahiran kokeshi', dengan berbagai bentuk, pola dan teknik yang diwariskan dari satu daerah ke daerah lain.

Daftar Isi

Survey[Survei] Liburan ke Jepang







Recommend