*AI Translated
Pernahkah Anda memperhatikan adanya “desain” atau “karakter” tertentu yang sering muncul pada kemasan oleh-oleh, motif kimono, atau bangunan kuil Shinto saat bepergian di Jepang?
Misalnya, hewan seperti bangau atau kura-kura, atau tumbuhan seperti pohon pinus. Semua ini dianggap sebagai simbol keberuntungan di Jepang, yang dikenal dengan sebutan “engimono.” Bahkan jimat keberuntungan dan benda seperti omamori atau kumade, yang diberikan di kuil Shinto dan kuil Buddha, sebenarnya dibuat dengan menggabungkan motif-motif keberuntungan ini.
Kali ini, kami telah memilih dengan cermat 25 “motif keberuntungan” perwakilan yang tersembunyi dalam budaya Jepang untuk diperkenalkan kepada Anda. Dengan mempelajari makna di balik masing-masing motif, Anda akan dapat menemukan oleh-oleh dengan pesan yang indah saat berbelanja di Jepang!
Apa itu “Engi”? Makna dan Perannya di Jepang Modern
Kata “engi” berasal dari istilah Buddhis (bahasa Sanskerta “pratītya-samutpāda”), yang berarti “segala sesuatu memiliki sebab dan akibat.” Dalam bahasa Jepang, ini disebut “innen shōki,” yang kemudian disingkat menjadi “engi.”
Di Jepang modern, ketika sesuatu dikatakan “engi ga ii” (beruntung), artinya adalah “tanda bahwa sesuatu yang baik akan terjadi” atau “keberuntungan.”
Banyak wisatawan asing di Jepang melihat tanuki atau maneki-neko dan menganggapnya sebagai “hiasan lucu” atau “oleh-oleh yang menyenangkan.” Namun, “engimono” Jepang bukan sekadar ornamen. Mereka adalah benda yang mewujudkan harapan dan kepercayaan masyarakat untuk kebahagiaan, yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Setiap engimono membawa kekuatan atau harapan tertentu, seperti “kekayaan,” “kesehatan,” “umur panjang,” atau “kemakmuran usaha.” Dengan memahami maknanya, Anda akan semakin menghargai budaya Jepang.
Empat Karakter Keberuntungan Klasik Jepang
Mari kita mulai dengan memperkenalkan empat motif maskot paling ikonik yang sering Anda lihat sebagai patung atau boneka di Jepang.
1. Tanuki | Kemakmuran Usaha
Patung tanuki berperut buncit adalah pemandangan umum di depan restoran dan izakaya di Jepang. Dibuat dari jenis keramik yang disebut “Shigaraki ware,” patung ini dianggap sebagai jimat keberuntungan untuk kemakmuran usaha, kemajuan karier, dan kesuksesan dalam persaingan. Hal ini karena kata “tanuki” terdengar mirip dengan frasa “ta wo nuku” (mengungguli yang lain), yang melambangkan kemenangan atas pesaing.
Patung tanuki seperti yang kita kenal sekarang dikatakan diciptakan oleh Tetsuzō Fujiwara dari “Tanukiya Sohonke Rian” di Prefektur Shiga. Pada tahun 1951, ketika Kaisar Showa mengunjungi Shigaraki dan menulis puisi tentang tanuki, patung ini menjadi terkenal di seluruh Jepang.
Selain itu, penampilan dan aksesori tanuki Shigaraki mewakili “Delapan Sifat Keberuntungan” (Hassō Engi), yang masing-masing memiliki makna tersendiri:
- Topi jerami: Selalu siap dan melindungi diri dari kemalangan tak terduga
- Mata besar: Sadar akan lingkungan sekitar dan membuat keputusan bijak
- Senyum: Keramahan membawa kemakmuran usaha
- Botol sake: Berusaha menjadi orang yang berbudi luhur
- Buku catatan: Kepercayaan adalah yang utama
- Perut besar: Memiliki ketenangan dan keberanian
- Kantong uang: Secara sederhana, membawa keberuntungan dan kekayaan
- Ekor tebal: Menyelesaikan segala sesuatu dengan baik hingga akhir
Untuk tempat wisata di mana Anda dapat menemukan banyak patung tanuki (anjing rakun), kami juga merekomendasikan Shigaraki di Kota Koka, Prefektur Shiga, serta Stasiun Hozukyo di Sagano Scenic Railway di Arashiyama, Prefektur Kyoto. Jangan lupa untuk berfoto kenang-kenangan!
👉Apa itu Shigaraki Ware? Pelajari lebih lanjut tentang keramik Jepang
2. Maneki Neko (Kucing Pemanggil)|Mengundang Keberuntungan
"Maneki Neko" adalah jimat keberuntungan klasik yang dipercaya membawa kemakmuran dalam bisnis. Belakangan ini, Maneki Neko juga menjadi populer di kalangan wisatawan internasional sebagai oleh-oleh, sering disebut sebagai "Lucky Cat" atau "Welcome Cat."
Ada beberapa teori tentang bagaimana Maneki Neko dianggap sebagai jimat keberuntungan, namun yang paling terkenal adalah legenda yang terkait dengan Kuil Gotokuji di Tokyo. Pada zaman Edo, Naotaka Ii, penguasa feodal Hikone (sekarang Prefektur Shiga), sedang melewati Gotokuji dalam perjalanan pulang dari berburu elang ketika seekor kucing memanggilnya masuk ke halaman kuil. Saat ia berada di kuil, tiba-tiba terjadi badai petir, namun berkat kucing tersebut, ia terhindar dari hujan dan dapat berbincang dengan kepala pendeta. Setelah kejadian itu, sang penguasa sangat menyayangi kucing tersebut. Kemudian, di Gotokuji, kucing yang membawa keberuntungan itu disebut "Shofuku Neko" (招福猫児, Maneki Neko) dan sebuah aula khusus dibangun untuk memuliakannya.
Maneki Neko hadir dalam berbagai bentuk, masing-masing dengan makna dan keberuntungan tersendiri.
- Mengangkat kaki kanan dipercaya membawa "keberuntungan dalam hal uang", sedangkan mengangkat kaki kiri dipercaya "mengundang orang".
*Ada juga yang mengangkat kedua kaki, namun ini bisa berarti "menyerah" dan kadang dianggap kurang beruntung. - Mereka sering memegang "koban" (koin emas), namun ada juga yang memegang benda keberuntungan lain seperti ikan tai, palu, atau garu.
- Beberapa tahun terakhir, mengikuti perkembangan zaman, ada Maneki Neko yang dipercaya membawa keberuntungan seperti "asmara", "umur panjang", atau "menang undian".
- Warna Maneki Neko juga dipercaya memiliki makna dan keberuntungan tersendiri.
- Contoh:
- Emas/Kuning: Meningkatkan keberuntungan finansial
- Calico: Membawa keberuntungan
- Hitam: Menangkal kejahatan, melindungi dari kesialan, menjaga keselamatan keluarga
Ada banyak tempat terkenal yang berhubungan dengan Maneki Neko di seluruh Jepang. Di Gotokuji, yang disebut sebagai tempat lahir legenda ini, Anda dapat menemukan banyak Maneki Neko tidak hanya di area kuil tetapi juga di jalan perbelanjaan sekitarnya. Di Prefektur Aichi, Kota Tokoname memiliki "Tokoname Maneki Neko Street" yang terkenal, dan Kota Seto memiliki "Museum Maneki Neko", jadi pastikan untuk berkunjung jika ada kesempatan.
🎫[kkday] Beli tiket untuk Museum Maneki Neko
3. Daruma|Semangat Pantang Menyerah yang Selalu Bangkit Kembali
"Daruma" dirancang agar bisa kembali berdiri ketika dijatuhkan, melambangkan pepatah Jepang "Nanakorobi Yaoki" ("Jatuh tujuh kali, bangkit delapan kali"). Ia dikenal sebagai jimat keberuntungan untuk kemakmuran bisnis dan kesuksesan. Modelnya dikatakan adalah biksu Buddha India, Bodhidharma.
Bodhidharma lahir sekitar 1.600 tahun yang lalu di Kanchipuram, India Selatan, menjadi biksu, dan berlatih dengan nama "Bodai Daruma" (菩提達磨). Ia kemudian pergi ke Tiongkok, di mana ia dikenal sebagai peletak dasar ajaran Zen.
Tempat kelahiran “Lucky Daruma” adalah Kota Takasaki di Prefektur Gunma, di “Kuil Shorinzan Daruma.” Asal mula boneka Daruma dikatakan berasal dari kepala pendeta kuil ini, Tōgaku Oshō, yang mengajarkan cara membuat boneka Daruma kepada seorang petani bernama Tomogorō Yamagake yang sedang mengalami kelaparan.
Ciri khas Daruma Takasaki adalah alisnya berbentuk burung bangau dan kumis dari hidung ke mulut berbentuk kura-kura—keduanya merupakan simbol keberuntungan dan umur panjang.
Ada beberapa teori mengapa boneka Daruma dicat merah: ada yang mengatakan karena tokoh sejarah Bodhidharma dan para pendeta tinggi mengenakan jubah merah tua, sementara yang lain percaya warna tersebut dimaksudkan untuk menangkal roh jahat.
Jika Anda ingin membeli boneka Daruma sebagai oleh-oleh di Jepang, kunjungi toko oleh-oleh di sekitar “Kuil Daruma Kataokayama” di Prefektur Nara, yang dikenal sebagai tempat asal pemujaan Daruma, atau toko-toko di dekat Kota Takasaki di Prefektur Gunma. Ada juga toko khusus Daruma di tempat-tempat seperti jalan perbelanjaan Nakamise di Kawasaki Daishi, yang mudah diakses dari Tokyo, jadi pastikan untuk mampir dan melihat-lihat.
4. Boneka Kokeshi | Harapan untuk Kesehatan dan Pertumbuhan Anak
“Kokeshi” adalah boneka kayu tradisional, yang dianggap sebagai jimat keberuntungan untuk kesuburan dan harapan agar anak-anak tumbuh sehat.
Dipercaya bahwa kokeshi berasal dari akhir periode Edo, ketika boneka ini dibuat sebagai oleh-oleh untuk para pengunjung pemandian air panas di wilayah Tohoku. Nama “kokeshi” distandarisasi pada tahun 1940, ketika “Konvensi Naruko Asosiasi Kokeshi Tokyo” diadakan di Naruko Onsen di Prefektur Miyagi, dan para pengrajin kokeshi serta pihak terkait sepakat untuk menggunakan tiga karakter hiragana “こけし.”
Togatta, Naruko, dan Tsuchiyu Onsen dikenal sebagai “tiga tempat kelahiran utama kokeshi,” dan setiap daerah memiliki bentuk, pola, dan teknik unik yang diwariskan secara turun-temurun.
👉Apa itu “Boneka Tradisional” dan “Kokeshi” Jepang? Penjelasan Lengkap
🎎Apakah “Kokeshi Tradisional” mahal atau terjangkau? Cek kisaran harga (Yahoo! Shopping)
Motif Hewan Pembawa Keberuntungan
Di Jepang, terdapat budaya yang kuat dalam menghormati hewan tertentu sebagai utusan para dewa atau makhluk istimewa pembawa kebahagiaan. Tidak hanya berharap mendapatkan sifat dan kebiasaan positif dari hewan-hewan ini, tetapi juga menjadi ciri khas budaya Jepang untuk menggunakan permainan kata—mencocokkan bunyi nama hewan dengan harapan atau doa tertentu.
5. Bangau dan Kura-kura | Umur Panjang
Sesuai dengan pepatah Jepang “Bangau hidup seribu tahun, kura-kura hidup sepuluh ribu tahun,” kedua hewan ini menjadi simbol umur panjang dan keharmonisan rumah tangga. Motif mereka sering digunakan pada pola kimono pernikahan dan hadiah perayaan.
6. Hewan Zodiak | Penjaga Tahun
Banyak negara Asia, termasuk Jepang, memiliki budaya “Dua Belas Hewan Zodiak,” di mana setiap tahun diwakili oleh satu dari dua belas hewan dalam siklus berulang. Di Jepang, hewan tahun tersebut disebut “eto,” dan sudah menjadi kebiasaan untuk memajang patung hewan zodiak tahun itu di pintu masuk atau di tokonoma (relung rumah) saat Tahun Baru.
Dengan memajang ornamen zodiak, masyarakat menyambut Toshigami (dewa pembawa kebahagiaan tahun baru) saat Tahun Baru, serta berdoa untuk keselamatan keluarga, kemakmuran usaha, dan panen yang melimpah. Konon, mengenakan aksesori dengan lambang zodiak sendiri atau hewan zodiak tahun tersebut juga dapat menangkal kesialan.
Ornamen zodiak adalah salah satu jimat keberuntungan yang paling umum di Jepang, dan juga digunakan sebagai “hiasan Tahun Baru” untuk merayakan awal tahun.
7. Ikan Tai (Sea Bream) | Perayaan & Keberuntungan
Ikan tai (sea bream) digunakan sebagai simbol perayaan dan keberuntungan karena namanya terdengar seperti “medetai,” yang berarti “menguntungkan” atau “bahagia” dalam bahasa Jepang. Ikan ini juga terkenal karena sering digambarkan sedang dipegang oleh Ebisu, salah satu dari Tujuh Dewa Keberuntungan.
👉Festival di mana Ebisu menjadi bintang utama? Apa itu “Ebisu-ko” dan kapan diadakan?
8. Ikan Koi (Carp) | Kesuksesan & Kemajuan
Ikan koi berenang melawan arus. Menurut legenda Tiongkok tentang “Gerbang Naga,” seekor koi yang berhasil mendaki jeram di hulu Sungai Kuning akan berubah menjadi naga. Karena itu, ikan koi menjadi simbol mengatasi kesulitan dan meraih kesuksesan atau pertumbuhan pribadi.
Di Jepang, tanggal 5 Mei dirayakan sebagai “Tango no Sekku,” sebuah acara tradisional untuk mendoakan kesehatan dan pertumbuhan anak laki-laki. Sebagai bagian dari perayaan ini, orang-orang memasang hiasan bendera ikan koi (koinobori) untuk mengungkapkan harapan akan kesuksesan dan kemajuan dalam hidup.
👉Apa itu “Tango no Sekku,” perayaan Hari Anak pada tanggal 5 Mei? Penjelasan lengkap
9. Katak | Pulang dengan Selamat & Kebangkitan
Kata “kaeru” (katak) dalam bahasa Jepang diucapkan sama dengan “kaeru” yang berarti “kembali” atau “pulang.” Karena itu, katak diasosiasikan dengan perjalanan yang aman (pulang dengan selamat) dan keberuntungan finansial (uang kembali kepada Anda).
Ornamen katak keramik sering ditempatkan di taman rumah-rumah Jepang.
10. Burung Hantu | Keberuntungan & Kebijaksanaan
Kata “fukurou” (burung hantu) dapat ditulis dengan karakter yang berarti “tidak ada kesulitan” (不苦労=fu-kurou) atau “datangnya keberuntungan” (福来郎=fuku-rou), sehingga burung hantu dianggap sebagai simbol keberuntungan dan kebahagiaan.
Burung hantu dapat memutar kepalanya hingga berputar penuh, yang diasosiasikan dengan gagasan “tidak pernah kehabisan uang.” Dalam bahasa Jepang, ungkapan “kubi ga mawaranai” (leher tidak bisa berputar) adalah idiom untuk kesulitan keuangan, sehingga leher burung hantu yang fleksibel dianggap sebagai tanda keberuntungan finansial.
11. Kelinci | Kemajuan & Keberuntungan
Karena kelinci melompat dengan lincah menggunakan kaki belakangnya, hewan ini dianggap sebagai simbol kemajuan dan ambisi. Di Jepang, kata untuk keberuntungan adalah “tsuki,” yang juga berarti “bulan.” Ada legenda bahwa seekor kelinci tinggal di bulan, sehingga kelinci juga dipercaya membawa “tsuki” (keberuntungan/bulan).
Kelinci sangat akrab bagi masyarakat Jepang, karena merupakan salah satu hewan zodiak dan juga muncul dalam mitos “Kelinci Putih dari Inaba.”
12. Capung | Keberuntungan dalam Persaingan
Karena capung hanya bergerak maju dan tidak pernah mundur (mereka tidak terbang mundur), sejak lama capung disebut sebagai "serangga kemenangan" dan disukai sebagai motif pada helm dan baju zirah samurai. Bahkan hingga saat ini, capung dianggap sebagai simbol keberuntungan dalam kompetisi dan pertempuran.
13. Naga | Keberuntungan yang Terus Meningkat
Berkat kemampuannya terbang tinggi ke langit, naga dipercaya memiliki kekuatan besar untuk meningkatkan keberuntungan, otoritas, dan perlindungan. Naga adalah motif umum dalam lukisan langit-langit dan ukiran di kuil Shinto dan kuil Buddha.
Naga juga merupakan salah satu dari dua belas hewan dalam zodiak Tionghoa.
Motif Alam & Tumbuhan yang Melambangkan Keindahan Pemandangan dan Vitalitas Jepang
Orang Jepang sejak dahulu kala merasakan kekuatan khusus dari vitalitas tumbuhan yang bertahan hidup di alam. Motif-motif ini sering digunakan dalam kerajinan tradisional dan desain sehari-hari.
14. Gunung Fuji | Yang Terbaik di Jepang & Keberuntungan yang Terus Berkembang
Penampilannya yang megah adalah simbol dari “yang terbaik di Jepang.” Bentuknya yang melebar dari puncak ke kaki gunung juga disebut “suehirogari,” yang melambangkan masa depan yang semakin cerah dan makmur.
Selain itu, saat Tahun Baru, ada pepatah: “Ichi Fuji, ni taka, san nasubi” (“Pertama Gunung Fuji, kedua elang, ketiga terong”). Konon, jika mimpi pertama di tahun baru menampilkan Gunung Fuji, elang, atau terong, itu akan membawa keberuntungan.
15. Pinus, Bambu, dan Plum | Ketahanan & Vitalitas
Motif ini menampilkan tiga jenis tumbuhan: “pinus,” “bambu,” dan “plum,” yang secara kolektif dikenal sebagai “Shochikubai.” Kadang-kadang, ketiganya juga digunakan untuk menunjukkan peringkat, dengan urutan pinus, bambu, dan plum.
- Pinus: Tetap hijau bahkan di musim dingin (umur panjang dan keabadian)
- Bambu: Tumbuh lurus dan tidak mudah patah (pertumbuhan dan vitalitas)
- Plum: Mekar lebih awal sebelum musim semi (kemuliaan dan keberuntungan)
16. Labu Botol (Hyotan) | Kesehatan & Perlindungan dari Kejahatan
Labu botol, dengan sulurnya yang tumbuh dan menghasilkan banyak buah, adalah simbol kemakmuran. Enam labu botol bersama-sama (roku-byo, permainan kata yang berarti “tidak ada penyakit”) sering digunakan sebagai jimat untuk kesehatan yang baik.
Selain itu, bagian pinggang labu botol yang ramping dipercaya dapat menyerap roh jahat, sehingga bermakna sebagai penangkal kejahatan.
17. Karang | Umur Panjang & Persalinan yang Aman
Karang, yang sejak lama dihargai sebagai batu permata, adalah simbol umur panjang karena pertumbuhannya yang lambat dan keindahannya. Selain itu, karena kata “sango” (karang) terdengar seperti “sango” (setelah melahirkan), motif ini populer untuk doa keselamatan persalinan. Karang sering digambarkan pada kapal harta karun (akan dijelaskan nanti) dan peti harta karun.
Dari Harta Legenda hingga Alat Sehari-hari! Motif “Harta & Alat” Pembawa Keberuntungan
Jimat keberuntungan yang terinspirasi dari alat sehari-hari dan simbol kekayaan yang telah digunakan masyarakat Jepang sejak zaman kuno, hingga kini tetap dicintai sebagai benda keberuntungan paling akrab bagi mereka yang mengharapkan kemakmuran usaha dan keselamatan keluarga.
18. Uchide no Kozuchi (Palu Keberuntungan) | Kekayaan & Pengabulan Keinginan
Ini adalah palu legendaris yang konon dapat mengabulkan segala permohonan ketika digoyangkan. Palu ini terkenal karena muncul dalam cerita rakyat "Issun-boshi" dan sebagai benda yang dipegang oleh Daikokuten, salah satu dari Tujuh Dewa Keberuntungan. Sebagai simbol keberuntungan dan kemakmuran, palu ini sering digunakan dalam desain gantungan kunci dan barang-barang lainnya.
👉Seperti apa cerita "Issun-boshi"? Memperkenalkan 5 Cerita Rakyat Klasik Jepang Termasuk Momotaro!
19. Tujuh Dewa Keberuntungan | Tujuh Berkah
Tujuh Dewa Keberuntungan (Shichifukujin) adalah istilah kolektif untuk tujuh dewa: Ebisu, Daikokuten, Bishamonten, Benzaiten, Hotei, Fukurokuju, dan Jurojin. Mereka dipercaya membawa berbagai berkah, seperti kekayaan, umur panjang, dan kemakmuran keturunan.
Gambaran "Kapal Harta Karun" yang membawa ketujuh dewa ini dianggap sebagai motif keberuntungan tertinggi, karena diyakini dapat membawa banyak berkah sekaligus.
👉Di Jepang, ziarah "Shichifukujin Meguri" ke tujuh kuil dan tempat suci juga direkomendasikan!
20. Okame & Hyottoko | Tawa & Harmoni
Ini adalah topeng tradisional Jepang. "Okame" adalah wanita dengan wajah bulat dan montok, sedangkan "Hyottoko" adalah pria dengan bibir mengerucut. Ekspresi unik mereka membuat orang tersenyum, mewujudkan pepatah Jepang "Kebahagiaan dan keberuntungan akan datang ke rumah orang yang tersenyum." Mereka adalah simbol keharmonisan rumah tangga dan keselamatan keluarga.
21. Kipas Lipat | Kemakmuran & Pertumbuhan
Bentuk kipas lipat yang terbuka dan melebar ke ujung melambangkan "suehirogari" (kemakmuran yang terus berkembang). Kipas ini dianggap sebagai simbol pertumbuhan dan kesuksesan di masa depan, dan sering diberikan sebagai hadiah perayaan untuk keberuntungan.
22. Koin Koban | Kekayaan & Keberuntungan
"Koban" adalah mata uang yang digunakan pada zaman Edo, dan seperti penampilannya, koin ini menjadi simbol kekayaan. Anda sering melihatnya dipegang oleh Maneki-neko (kucing keberuntungan) atau ditampilkan dalam desain jimat. Koin ini secara langsung mengekspresikan harapan, "Semoga Anda mengumpulkan kekayaan."
23. Karung Beras | Kelimpahan & Tidak Pernah Kekurangan Makanan
Karung yang diisi beras melambangkan "gokoku hojo" (panen melimpah dari lima jenis biji-bijian) dan harapan agar tidak pernah kekurangan makanan—sebuah simbol kekayaan. Daikokuten, salah satu dari Tujuh Dewa Keberuntungan, sering digambarkan berdiri di atas karung beras, dan karung ini juga sering terlihat sebagai bagian dari kapal harta karun atau peti harta karun.
24. Gasing | Kemajuan Lancar
Gasing, mainan tradisional anak-anak, berputar dengan kuat dan stabil, melambangkan kemajuan yang lancar dalam pekerjaan dan kehidupan, serta perputaran keuangan yang baik. Gasing juga membawa makna "berdiri sendiri" (mandiri), sehingga menjadi hadiah yang populer untuk anak-anak.
25. Hagoita | Menolak Kesialan
Ini adalah peralatan yang digunakan untuk permainan Tahun Baru Jepang “Hanetsuki.” Hanetsuki adalah permainan tradisional Jepang yang mirip dengan bulu tangkis, di mana para pemain menggunakan pemukul kayu yang disebut “Hagoita” untuk memukul kok dengan pemberat yang terpasang.
Hagoita dipercaya memiliki kekuatan untuk “mengusir roh jahat,” dan sering digunakan sebagai motif dalam kerajinan tradisional serta dekorasi Tahun Baru, terutama sebagai simbol harapan untuk pertumbuhan sehat anak perempuan.
👉Memperkenalkan 30 Permainan Tradisional Anak-anak Jepang, Termasuk Gasing dan Hanetsuki!
Pahami Makna Motif dan Nikmati Memilih Suvenir Jepang
Jimat keberuntungan Jepang masing-masing membawa cerita dan harapan di dalam motif yang digambarkan.
Misalnya, untuk teman yang berbisnis, Anda bisa memilih sesuatu dengan desain seperti “Naga yang Terbang,” “Gunung Fuji,” atau “Palu Keberuntungan.” Untuk teman yang akan menikah, motif seperti “Bangau dan Kura-kura” atau “Pinus, Bambu, dan Plum” sangat cocok. Dengan memahami makna di balik motif-motif ini, Anda dapat memilih hadiah yang lebih istimewa yang menyampaikan harapan kebahagiaan untuk penerimanya. Pastikan untuk mengingat hal ini saat Anda berbelanja berikutnya!
Comments