
Keramik Jepang yang menggabungkan tradisi dan keahlian kerajinan, memadukan keindahan dan kegunaan. Di Jepang, keramik ini juga dikenal dengan sebutan "yakimono", dan berbagai daerah memiliki pusat-pusat produksi yang berbeda. Artikel ini akan memperkenalkan sejarah, ciri khas setiap daerah, serta cara menikmati "yakimono". Mari nikmati kedalaman keindahan keramik Jepang yang menawan!
💎 Temukan "Arita Yaki" modern dan modis
* Sebagian hasil penjualan atau reservasi produk yang diperkenalkan dalam artikel ini mungkin akan dialokasikan kepada FUN! JAPAN.
Apa itu "Keramik Jepang"? Perbedaan antara Keramik dan Porselen secara singkat

Keramik adalah benda yang dibentuk dari tanah liat atau batu dan dipadatkan dengan cara dibakar pada suhu tinggi. Berdasarkan perbedaan jenis tanah, kekerasan, daya serap air, dan transparansi, keramik dibagi menjadi berbagai jenis seperti tembikar, porselen, stoneware, dan keramik.
Tembikar dibuat dari tanah liat yang mengandung sedikit bahan kaca, dibakar pada suhu sekitar 800 hingga 1200 derajat Celsius setelah diberi glasir. Ciri khas tembikar adalah tidak transparan dan memiliki daya serap air.
Porselen, di sisi lain, terbuat dari tanah liat porselen yang mengandung banyak bahan kaca dan dibakar pada suhu sekitar 1300 derajat Celsius, sehingga lebih keras dibandingkan tembikar, memiliki transparansi, dan tidak menyerap air. Sementara itu, stoneware (seki) memiliki ciri-ciri yang berada di antara tembikar dan porselen.
Keramik Jepang, dengan sejarah panjangnya, telah digunakan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari peralatan makan dan peralatan teh, hingga vas dan barang dekoratif. Setiap daerah di Jepang mengembangkan teknik dan desain khas mereka sendiri.
Sejarah Keramik Jepang

Sejarah keramik Jepang dimulai lebih dari 10.000 tahun yang lalu dengan pembuatan tembikar Jomon. Pada abad ke-2 SM hingga abad ke-3 M, muncul tembikar Yayoi, dan pada periode awal abad ke-5, dengan pengaruh teknik yang diperkenalkan dari daratan Asia, muncul Sueki (keramik Sue), yang memungkinkan pembuatan tembikar dengan pembakaran suhu tinggi.
Pada periode Heian, keramik dengan glasir abu yang terbuat dari abu tumbuhan alami berkembang. Selama periode Azuchi-Momoyama, pengaruh budaya teh (sado) menyebabkan berkembangnya berbagai jenis tembikar di daerah Seto (Aichi) dan Mino (Gifu), seperti Shino, Oribe, Seto Kuro, dan Kizeto, sementara di Kyoto, teknik Raku Yaki juga muncul.

Pada periode Edo, penemuan batu porselen di Arita (Prefektur Saga) menandai dimulainya pembuatan porselen di Jepang. Selanjutnya, porselen dengan lukisan berwarna mulai diproduksi, dan popularitasnya di Eropa meningkat, sehingga porselen Jepang mulai diekspor dalam jumlah besar.
Pada abad ke-18, porselen yang sebelumnya hanya diproduksi di daerah Arita mulai diproduksi juga di Kyoto, Kutani, Tobe, dan Seto, memperluas budaya kerajinan tembikar yang beragam di seluruh Jepang.
Apa itu "Enam Kuno dari Jepang" (Nihon Rokko-yo)? Daerah Penghasil Kerajinan Tembikar Terkenal
"Rokko-yō" (六古窯) merujuk pada enam daerah penghasil kerajinan tembikar yang terkenal di Jepang, yang telah menghasilkan kerajinan tembikar sejak zaman pertengahan hingga sekarang.
Seto-Yaki (Aichi)

Seto-yaki adalah istilah umum untuk kerajinan tembikar yang diproduksi di daerah sekitar Kota Seto, Prefektur Aichi. Salah satu jenisnya, "Akazu-yaki," berkembang dari Sueki (kerajinan tanah liat khas zaman Nara sekitar tahun 700) menjadi gerabah dengan glasir abu pada zaman Heian (sekitar tahun 815). Seto Akazu-yaki memiliki pesona keindahan yang anggun, dengan pola halus dan warna alami yang harmonis berkat penggunaan tujuh jenis glasir dan dua belas teknik dekorasi.
Di sisi lain, "Seto Sometsuke-yaki," yang berkembang pada zaman Edo (sekitar pertengahan abad ke-19), ditandai dengan hiasan lukisan alam yang digambar menggunakan cat biru indigo (gōsu) pada tanah liat putih yang transparan. Kerajinan ini mulai berkembang berkat pengaruh para pengrajin yang mempelajari teknik porselen di Kyushu. Di Jepang, tembikar secara umum sering disebut "Seto-mono," yang merujuk pada wilayah Seto ini.
👉 Beli barang-barang populer "Seto-yaki"
Echizen-Yaki(Fukui)


Echizen-yaki adalah jenis tembikar berwarna coklat yang diproduksi di sekitar Kota Echizen, Kabupaten Nyu, Prefektur Fukui. Salah satu daya tariknya adalah tekstur alami yang dihasilkan oleh glasir alami, yang terbentuk ketika abu kayu yang jatuh selama proses pembakaran pada suhu tinggi mencair dan mengalir, tanpa menggunakan glasir buatan.
Asal-usul Echizen-yaki dapat ditelusuri kembali ke akhir periode Heian (sekitar 850 tahun yang lalu). Pada awalnya, karya-karya tersebut dipengaruhi oleh tembikar Tokoname-yaki, namun seiring berjalannya waktu, mereka berkembang menjadi ciri khas Echizen-yaki yang kita kenal sekarang. Echizen-yaki dikenal karena kekuatannya dan ketahanannya terhadap air, sehingga banyak digunakan untuk membuat barang-barang seperti guci, kendi, peralatan minum sake, dan alat teh.
Namun, pada abad ke-20, produksi Echizen-yaki sempat menurun. Setelah pembangunan Desa Keramik Echizen pada tahun 1970-an, produksi Echizen-yaki kembali pulih, dan kini kerajinan ini menghasilkan karya-karya baru yang tetap mempertahankan teknik tradisional.
👉 Beli barang-barang populer "Echizen-yaki"
Tokoname-Yaki (Prefektur Aichi)

Tokoname-yaki adalah tembikar yang berasal dari sekitar Kota Tokoname di Prefektur Aichi, dan telah ada sejak akhir periode Heian. Tembikar ini terkenal karena menggunakan tanah liat yang mengandung banyak besi, yang menghasilkan warna merah khas dari shudei (tanah liat merah) dengan kilau yang khas.
Produk yang paling terkenal dari Tokoname-yaki adalah shudei kyusu, yaitu teko teh yang terbuat dari tanah liat merah. Meskipun teko teh dan alat teh lainnya mulai diproduksi pada periode Edo, sebelumnya, produk yang lebih umum dibuat adalah wadah penyimpanan besar seperti botol, guci, dan kendi.
Pada periode Meiji dan Taisho, karena ketahanannya yang tinggi, Tokoname-yaki juga digunakan untuk pembuatan pipa tanah liat dan ubin untuk bangunan, yang semakin meningkatkan permintaan untuk kerajinan ini. Hingga kini, Tokoname-yaki masih digunakan dalam berbagai aplikasi, mulai dari wastafel dan bathtub hingga peralatan rumah tangga sehari-hari.
👉 Beli item populer "Tokoname-yaki"
Bizen-Yaki (Okayama)

Bizen-yaki adalah jenis keramik yang dibuat di sekitar Kota Bizen, Prefektur Okayama. Ciri khasnya adalah tidak menggunakan glasir (yuyaku), sehingga menghasilkan tekstur yang sederhana dan penuh nuansa alami. Karena tidak dihias dengan pola atau warna tambahan, setiap karya menampilkan keindahan unik hasil dari perubahan yang terjadi selama pembakaran (yohen), di mana abu kayu dan api menciptakan efek yang berbeda-beda.
Bizen-yaki berkembang berdasarkan teknik pembuatan Sueki dan sudah diproduksi sejak periode Heian. Keindahan alaminya yang sederhana sangat dihargai oleh para pecinta teh, termasuk Sen no Rikyū, tokoh penting dalam dunia chado (seni upacara minum teh) pada masa Azuchi-Momoyama. Hingga kini, tradisi ini terus dilestarikan dan telah melahirkan banyak pengrajin unggul, termasuk beberapa yang dianugerahi gelar Ningen Kokuhō (Harta Nasional Hidup).
✨ 【Starbucks】Barang-barang Bizen Okayama sekarang tersedia di mug lokal "JIMOTO Made"
👉 Beli barang-barang populer "Bizen-yaki"
Shigaraki-Yaki (Shiga)

Shigaraki-yaki adalah keramik yang diproduksi di sekitar Kota Shigaraki, Kota Kōka, Prefektur Shiga. Asal mulanya diyakini berasal dari pembuatan genteng untuk Istana Shigaraki-no-miya yang dibangun pada zaman Nara (sekitar tahun 742).
Salah satu daya tarik Shigaraki-yaki adalah teksturnya yang alami dan bersahaja, yang dihasilkan dari yōhen(※) , seperti glasir alami dari abu kayu yang menempel dan meleleh, serta pola merah tidak beraturan akibat pengaruh api. Warna cokelat kehitaman yang dikenal sebagai "haikaburi" atau "koge" (terbakar) karena abu dari kayu yang terbakar habis juga mencerminkan keindahan wabi-sabi. Saat ini, patung tanuki sebagai jimat keberuntungan juga sangat dikenal sebagai simbol dari Shigaraki-yaki.
※ Yōhen: Warna dan pola tak terduga yang muncul karena sifat tanah liat dan api dalam proses pembakaran.
👉 Beli barang-barang populer dari "Shigaraki-Yaki"
Tamba Kuichi-Yaki(Hyogo)
Tamba Kuichi-yaki adalah keramik yang diproduksi di sekitar Kota Konda, Kota Sasayama, Prefektur Hyogo. Ciri khas utamanya adalah warna dan pola unik yang disebut "haikaburi" (terkena abu), yang muncul ketika abu dari kayu saat pembakaran menyatu dengan kandungan besi dalam tanah liat dan glasir.
Asal mula keramik ini bermula pada akhir zaman Heian. Pada awalnya, pembuatan dilakukan tanpa glasir, menggunakan teknik “himotsukuri” yaitu menumpuk tanah liat berbentuk tali untuk membentuk benda besar seperti guci dan kendi. Pada awal zaman Edo, digunakan alat “Kerirokuro” (※) serta mulai menggunakan glasir. Kemudian, pada pertengahan zaman Edo, produk seperti tempat teh, mizusashi (wadah air), dan mangkuk teh mulai diproduksi. Tradisi ini masih diteruskan hingga kini, menghasilkan karya yang sederhana dan indah, tidak ada dua yang sama.
※ Kerirokuro: Alat pembentuk keramik yang diputar dengan cara dikayuh menggunakan kaki. Disebut juga “kerorokuro.” Alat ini berputar untuk membentuk keramik.
👉 Beli barang-barang populer "Tamba Kuichi-Yaki"
Apa Itu Tiga Keramik Terkenal Jepang (Nihon Sandai Yakimono / Tiga Keramik Utama Jepang)?
Tiga keramik utama Jepang (Nihon Sandai Yakimono) merujuk pada Setoyaki dari Rokkoyō (Enam Tungku Kuno Jepang), Imari/Aritayaki yang menghasilkan porselen tertua di Jepang, dan Minoyaki.
Imari / Arita-Yaki(Saga)


Imari/Aritayaki diproduksi di sekitar daerah Arita, Prefektur Saga, tempat porselen pertama kali dibuat di Jepang. Awalnya, porselen mulai diproduksi setelah batu porselen ditemukan di Izumiyama, Arita, oleh para pengrajin keramik Korea yang dibawa kembali ke Jepang pada akhir abad ke-16 setelah invasi ke Korea.
Pada masa itu, porselen yang dibakar di Arita dikirim melalui Pelabuhan Imari, sehingga dikenal dengan sebutan "Imariyaki". Saat ini, porselen yang dibuat di Arita disebut Aritayaki, sedangkan yang dibuat di Imari disebut Imariyaki, untuk membedakannya.

Ciri khas Aritayaki adalah teksturnya yang tipis dan halus namun tetap kuat dan tahan lama. Keindahan porselen putihnya yang transparan dipadukan dengan dekorasi dalam satu warna biru atau lukisan berwarna cerah di atas glasir membuatnya sangat menarik. Gaya utamanya meliputi Ko-Imari, Kakiemon, dan Nabeshima. Hingga kini, Aritayaki tetap menjadi porselen kebanggaan Jepang yang dicintai di seluruh dunia.
👉 Beli barang-barang populer "Imari-yaki"
👉 Beli barang-barang populer "Arita-yaki"
Mino-Yaki(Gifu)

Minoyaki adalah keramik yang diproduksi terutama di wilayah Tōnō, Prefektur Gifu, dan asal-usulnya dapat ditelusuri hingga abad ke-5. Sejak zaman Muromachi, Minoyaki berkembang bersama budaya upacara minum teh, melahirkan karya-karya terkenal seperti Shino, Oribe, Kizeto, dan Setoguro.
Minoyaki tidak memiliki gaya tunggal yang seragam—bahkan, ada 15 jenis yang diakui sebagai produk kerajinan tradisional oleh Menteri Ekonomi Jepang. Di antaranya, Oribe sangat menonjol dengan warna hijau pekat dari glasir ryokuyū (glasir hijau) dan bentuk asimetris yang unik. Saat ini, selain karya seni klasik, Minoyaki juga mencakup produksi barang sehari-hari dan ubin, menjadikannya salah satu yang terbesar dalam hal volume produksi di Jepang.
👉 Beli barang-barang populer "Mino-yaki"
Cara menikmati "keramik". Acara, Festival, Museum, dll.
Mengagumi Keramik dan Porselen di Museum dan Galeri Seni

Keramik tidak hanya untuk dibeli dan digunakan, tetapi juga memiliki banyak cara untuk menikmatinya. Salah satunya adalah dengan mengunjungi museum seni atau pusat dokumentasi untuk melihatnya. Di Jepang, ada banyak museum yang memamerkan keramik, jadi mengunjungi museum yang memamerkan keramik yang menarik perhatian Anda bisa menjadi pengalaman yang menyenankan. Salah satunya adalah "China on the Park" di Prefektur Saga, yang memiliki museum keramik.
Kunjungi Event dan Tempat yang Terkenal akan Keramiknya


Saat mengunjungi daerah penghasil keramik, Anda bisa menemukan tempat-tempat terkait keramik di tempat yang tak terduga. Di Kuil Tenjin di Kota Bizen, Prefektur Okayama, Anda dapat melihat patung anjing penjaga dan papan doa yang terbuat dari Bizen ware.
Selain itu, di Kota Seto, Prefektur Aichi, pada musim Festival Hina, patung boneka Hina yang terbuat dari keramik dipajang sebagai bagian dari perayaan.
Berbelanja di Tiga Festival Keramik Terbesar di Jepang

Setiap tahun, di berbagai daerah penghasil keramik di Jepang, diadakan acara seperti "Festival Keramik." Di antaranya, yang paling direkomendasikan adalah "Festival Keramik Tokai Mino," "Festival Seto," dan "Pasar Keramik Arita." Ketiganya dikenal sebagai "Tiga Festival Keramik Terbesar Jepang," dan selama acara tersebut, banyak penggemar keramik berkumpul untuk merayakan kerajinan tradisional ini.
Berbelanja di Toko Keramik atau Pusat Produksi Keramik

Meskipun kamu bisa berbelanja di festival keramik, ada banyak juga toko khusus keramik di berbagai daerah penghasil keramik di Jepang, bahkan di kota-kota besar. Salah satunya adalah pusat belanja keramik terbesar di dunia, "Arita Sera," yang ada di Arita. Di sana, kamu bisa menemukan berbagai macam keramik, mulai dari yang harganya terjangkau buat sehari-hari hingga keramik unik buatan seniman yang harganya lebih mahal. Jadi, bisa pilih-pilih deh keramik yang kamu suka!
Comments