

Ini adalah artikel seri di mana seorang guru SMA yang masih aktif mengupas isi Kojiki, kitab sejarah tertua Jepang yang merangkum mitologi, legenda, dan sejarah, dengan cara yang mudah dipahami. Pada artikel ketiga, telah disampaikan kisah tentang Amano-Iwato (gua batu surga) tempat Dewi Matahari Amaterasu bersembunyi, serta cerita Susanoo yang menaklukkan monster Yamata-no-Orochi—dua dari Tiga Anak Suci yang dilahirkan oleh Izanagi.
Kali ini, tokohnya adalah Ōkuninushi, keturunan Susanoo. Ini adalah kisah tentang bagaimana Ōkuninushi menolong Kelinci Putih dari Inaba dan kemudian menjadi penguasa negeri Izumo. Selamat menikmati.
👉 Baca Kojiki (Yahoo! Shopping)
* Jika kamu membeli atau memesan produk yang diperkenalkan dalam artikel ini, sebagian dari hasil penjualan mungkin akan diberikan kepada FUN! JAPAN.
Kelinci Putih Ōkuninushi dan Inaba
1. Ōkuninushi yang Baik Hati

Keturunan keenam dari Susanoo adalah seorang dewa berhati lembut bernama Ōkuninushi.
Ōkuninushi memiliki delapan puluh saudara tiri (disebut Yaso-gami, atau "delapan puluh dewa"). Karena sifat Ōkuninushi yang tenang dan lembut, para saudara tirinya sering memperlakukannya dengan semena-mena—mereka mengejek dan bersikap jahat kepadanya.
Pada waktu itu, di negara Inaba (sekarang Prefektur Tottori), yang bertetangga dengan Izumo, hiduplah seorang dewi yang sangat cantik bernama Yagami-hime. Mendengar kabar kecantikannya, kedelapan puluh dewa tersebut semuanya ingin menikahinya. Mereka pun memutuskan untuk pergi bersama-sama untuk melamar Yagami-hime. Ōkuninushi pun ikut serta dalam rombongan itu, tapi hanya sebagai pembawa barang bawaan mereka.
Dalam perjalanan, Ōkuninushi bertemu dengan seekor kelinci yang sedang menangis, dengan kulit tubuhnya yang terkelupas.
"Apakah kamu baik-baik saja, Kelinci? Mengapa tubuhmu terluka seperti itu?"
Dengan sedih kelinci itu mulai bercerita:
“Saya berasal dari Pulau Oki yang ada di seberang laut. Sudah lama saya ingin pergi ke pantai Keta di negara Inaba. Tapi saya tidak bisa berenang melintasi laut...”
Kelinci lalu menceritakan apa yang telah terjadi.
Untuk menyeberangi laut, kelinci mencoba memanfaatkan para hiu yang berenang di sekitarnya. Ia berbicara kepada mereka:
“Hai, Hiu! Mari kita berlomba jumlah. Keluarga saya, para kelinci, dan keluarga kalian, para hiu—siapa yang jumlahnya lebih banyak? Saya akan menghitung jumlah kalian, jadi berjajarlah sampai ke pantai Inaba. Saya akan melompat-lompat di atas punggung kalian sambil menghitung.”
Para hiu pun percaya dan berjajar di sepanjang laut. Kelinci pun mulai melompat dari satu hiu ke hiu lainnya, perlahan menyeberangi laut.
Namun, saat hampir sampai di pantai Inaba, kelinci itu ceroboh dan menyombongkan diri:
“Dasar hiu bodoh! Saya sebenarnya tidak peduli dengan jumlah kalian! Saya hanya ingin menyeberangi laut, itu saja!”
Mendengar itu, para hiu pun marah besar. Mereka menggigit kelinci itu, hingga kulitnya terkelupas.
2. Bantu Kelinci Mendapatkan Ramalan

Setelah mendengarkan cerita sang kelinci, Ōkuninushi pun bertanya:
“Lalu, apa yang terjadi setelah itu?”
“Begini,” jawab kelinci. “Saat saya sedang menangis seperti ini, delapan puluh dewa lewat dan berkata, ‘Kalau kamu mandi air laut lalu dibiarkan tertiup angin di atas gunung, lukamu akan sembuh.’ Tapi saat saya mencobanya, tubuh saya malah terasa seperti ditusuk-tusuk jarum. Sangat sakit...”
“Itu sungguh menyedihkan,” kata Ōkuninushi. “Tidak boleh merendam luka di air laut. Pertama-tama, cuci dulu lukamu dengan air tawar. Lalu taburkan banyak serbuk kuning dari bunga tanaman gama (bulu kucing ekor kucing), dan tidurlah di atas bunga itu. Kamu akan segera sembuh.”
Kelinci itu mengikuti petunjuk Ōkuninushi, dan secara ajaib, luka-lukanya mulai sembuh dengan cepat. Bulunya pun tumbuh kembali menjadi putih dan indah seperti semula.
“Kamu sungguh dewa yang luar biasa,” ucap kelinci. “Kaulah yang pantas menjadi penguasa negeri ini. Dan Yagami-hime, yang sedang kalian temui, pasti akan memilihmu sebagai suaminya. Aku jamin itu.”
Setelah meninggalkan kata-kata itu kepada Ōkuninushi, kelinci itu pun pergi.
Dan ternyata, ramalan kelinci putih itu terbukti benar. Yagami-hime tidak memilih salah satu dari delapan puluh dewa yang datang bersamanya, melainkan memilih Ōkuninushi—si pembawa barang—sebagai suaminya. Maka, Ōkuninushi dan Yagami-hime pun menikah.
Poin-poin Penting dari Kisah Kelinci Putih Inaba

Cerita ini dianggap sebagai simbol dari tingginya kemampuan medis Ōkuninushi. Meskipun para Dewa Delapan Puluh bisa dianggap telah berbuat jahat kepada kelinci, pada zaman Jepang kuno, setiap daerah memiliki pengobatan tradisional yang unik, dan diyakini bahwa penyakit atau luka yang tidak bisa disembuhkan oleh para Dewa Delapan Puluh, bisa disembuhkan oleh Ōkuninushi. Karena pada masa itu pengobatan dianggap sebagai kekuatan magis, hal ini juga menunjukkan bahwa peradaban sudah berkembang cukup maju.
Selain itu, di Jepang ada kepercayaan yang disebut "marebito shinkō" (kepercayaan terhadap tamu langka).
Marebito adalah dewa yang tiba-tiba datang mengunjungi seseorang. Dipercaya bahwa dengan menjamu dewa ini dengan ramah dan penuh hormat, seseorang akan mendapatkan berkah yang besar. Dalam cerita ini, kelinci putih adalah marebito bagi Ōkuninushi, yang membawa keberkahan besar baginya.
Di Jepang juga terdapat ungkapan "ichigo ichie", yang berarti "sekali seumur hidup". Ungkapan ini mengajarkan pentingnya menghargai setiap pertemuan dengan orang lain, dan memperlakukan mereka seolah-olah itu adalah kesempatan terakhir untuk bersama. Nilai ini bisa dibilang selaras dengan kepercayaan marebito.
Tempat-Tempat yang Berkaitan dengan Legenda "Kelinci Putih dari Inaba"
Pantai Kelinci Putih (Hakuto Kaigan)

Tempat di mana dikatakan Ōkuninushi bertemu dengan Kelinci Putih dari Inaba. Di sini masih terdapat gugusan batu karang yang bentuknya menyerupai punggung hiu. Dari kejauhan, Pulau Oki juga bisa terlihat.
Kuil Kelinci Putih dan Kolam Mitarai

Kuil yang memuja Kelinci Putih dari Inaba. Kuil ini dipercaya dapat menyembuhkan penyakit kulit dan luka bakar. Di dalamnya terdapat "Kolam Pembersih Tubuh (Omimiarai-ike)", tempat di mana kelinci putih dikatakan mencuci dan merawat lukanya. Karena permukaan air kolam ini tetap stabil sepanjang musim, kolam ini juga dikenal sebagai "Kolam yang Tidak Berkurang dan Tidak Bertambah".
Cobaan dari Delapan Puluh Dewa dan Susanoo
1. Balas Dendam Delapan Puluh Dewa
Yagami-hime dan Ōkuninushi akhirnya menjadi sepasang suami istri yang bahagia.
Namun, para Dewa Delapan Puluh yang iri kepada Ōkuninushi mulai memperburuk perundungan mereka.
“Hei, Ōkuninushi. Di gunung itu ada babi hutan merah. Tangkaplah! Kami akan mengejarnya dari belakang, jadi kau yang menangkapnya,” perintah mereka.
Mereka kemudian memanaskan batu besar dengan api dan menggulingkannya dari puncak gunung.
Ōkuninushi, mengira batu itu adalah babi hutan, mencoba menangkapnya, tetapi malah terbakar hangus hingga mati.
Ketika ibunda Ōkuninushi mendengar kabar ini, ia memohon kepada para dewa di langit, dan Ōkuninushi pun dihidupkan kembali.
Mendengar kabar bahwa Ōkuninushi telah hidup kembali, para Dewa Delapan Puluh merencanakan kejahatan berikutnya.
Kali ini, mereka membelah sebuah pohon besar menjadi dua, lalu memasang jebakan dengan menyelipkan Ōkuninushi di celahnya. Akibatnya, Ōkuninushi pun tewas lagi.
Ibunya kembali memohon kepada para dewa di langit, dan untuk kedua kalinya, Ōkuninushi dihidupkan kembali.
2. Lari dari Delapan Puluh Dewa dan Pergi ke Dunia Bawah
"Ōkuninushi, jika kamu kembali ke Ashihara no Nakatsu (Tanah Rumbia Tengah), kamu akan dibunuh lagi oleh delapan puluh dewa. Larilah dari sini. Nenek moyangmu, Susanoo, tinggal di negeri Yomi. Kunjungi dia di sana," kata ibunya.
Mendengarkan nasihat ibunya, Ōkuninushi menuju ke negeri Yomi.
Setibanya di istana Susanoo di Yomi, Ōkuninushi menemukan bahwa Susanoo dan keturunannya, seorang wanita cantik bernama Suserihime, tinggal bersama di sana.
Susanoo mengarahkan Ōkuninushi dan berkata, "Tidurlah di kamar ini malam ini."
Saat itu, Suserihime datang dan dengan lembut memberinya sehelai kain putih.
"Di kamar ini, ada ular. Jika ular keluar malam ini, kibaskan kain ini," katanya.
Malam itu, saat Ōkuninushi terlelap, dia menyadari bahwa ular muncul di berbagai sudut kamar. Begitu terbangun, dia mengibaskan kain putih yang diberikan Suserihime, dan ular-ular itu menghilang.
Keesokan harinya, Susanoo mengarahkan Ōkuninushi ke kamar lain dan berkata, "Sekarang tidur di kamar ini."
Suserihime datang lagi dan kali ini memberinya kain biru.
"Di kamar ini, ada kelabang dan lebah. Jika mereka datang, kibaskan kain ini," katanya.
Malam itu, saat Ōkuninushi tidur, kelabang dan lebah menyerangnya. Ketika dia mengibaskan kain biru, kelabang dan lebah itu menghilang.
Ujian dari Susanoo seperti ini terus berlanjut. Setiap kali, dengan bantuan Suserihime, Ōkuninushi berhasil mengatasi rintangan-rintangan itu.
3. Dikelilingi oleh Api! Yang Membantu Adalah...
Suatu hari, Susanoo memanah ke padang rumput dan menyuruh Ōkuninushi untuk mengambil panah itu. Ketika Ōkuninushi masuk ke padang rumput dan mulai mencari panah, tiba-tiba sekelilingnya dikelilingi oleh api, dan ia tidak bisa bergerak. Ternyata Susanoo telah membakar api yang mengelilingi Ōkuninushi.
Kemudian, seekor tikus datang dan berkata, "Ada lubang di bawah tanah ini. Meski pintunya sempit, tidak masalah. Ayo, cepat masuk ke dalam."
Saat Ōkuninushi menginjak tanah dengan kuat, ia berhasil masuk ke dalam lubang tersebut. Tak hanya itu, tikus tersebut juga menemukan panah yang ditembakkan oleh Susanoo dan memberikannya kepada Ōkuninushi.
"Terima kasih, tikus," kata Ōkuninushi.
Setelah berterima kasih, Ōkuninushi kembali ke tempat Susanoo dan Susanoo berkata, "Kamu cukup baik. Sekarang, ambilkan kutu di kepalaku," dan berbaring telentang di lantai.
Ketika Ōkuninushi mulai memeriksa rambut Susanoo, ia terkejut menemukan banyak kelabang yang berkeliaran di kepala Susanoo.
Melihat kekagetannya, Suserihime memberi Ōkuninushi biji pohon dan tanah merah, berkata, "Gunakan ini."
"Gigitan biji ini, kemudian ambil tanah merah dan masukkan ke mulutmu, lalu keluarkan. Cobalah."
Setelah melakukan seperti yang disarankan, Susanoo merasa puas dan berkata, "Tidak buruk, kamu benar-benar memakan kelabang-kelabang itu dengan baik," dan merasa lega sebelum akhirnya tidur nyenyak dengan mendengkur.
4.Menikahi dan Mendapatkan Harta, Kemudian Melarikan Diri dari Negeri Kematian

Ookuninushi, bersama dengan Suserihime, memutuskan untuk segera melarikan diri dari tempat itu.
Dia mengikat rambut Susanoo yang tebal di tiang besar di ruang utama dengan erat, lalu memanggul Suserihime dan membawa pedang, busur, dan panah milik Susanoo, serta sebuah kecapi yang katanya bisa terdengar sampai ke langit, lalu melarikan diri.
Namun, di tengah perjalanan, Suserihime secara tidak sengaja menjatuhkan kecapi itu, dan suaranya yang bergema keras terdengar hingga ke langit, membangunkan Susanoo.
"Keparat, kau berani melakukan ini!" teriak Susanoo. Dia melepas rambutnya yang terikat di tiang, lalu dengan cepat mengejar mereka, berlari menuruni Yomotsu-hirasaka (lembah yang mengarah ke dunia orang mati).
Namun, di tengah perjalanan, Susanoo berhenti mengejar dan melihat jauh ke arah negara di atas. Di sana, dia bisa melihat Ookuninushi yang menggendong Suserihime, yang tampak sekecil biji kacang, melarikan diri.
Susanoo berteriak keras kepada Ookuninushi:
"Ookuninushi! Gunakan pedang dan busur yang kau bawa untuk mengusir para Yosogami! Kemudian, taklukan negeri Izumo! Terakhir, buatlah tiang besar yang bisa mencapai dunia bawah dan atap yang cukup tinggi untuk menyentuh langit, dan bangunlah sebuah kuil besar di Izumo. Hidup bahagialah bersama Suserihime! Jadilah lebih bahagia dariku!"
Dengan dukungan tak terduga dari Susanoo, Ookuninushi dan Suserihime berhasil melarikan diri dari dunia orang mati.
Kemudian, setelah kembali ke dunia manusia, mereka mengusir para Yosogami, menguasai negeri Izumo, dan hidup bahagia selamanya.
Poin-Poin Pembacaan dari Kisah Ujian yang Diberikan oleh Yosogami dan Susanoo
Pada bab ini, yang menjadikan Ōkuninushi sebagai tokoh utama, cerita mulai berkembang pesat.
Di tengah cerita, ada momen di mana Ōkuninushi dibunuh dua kali dan dibangkitkan dua kali. Ini dianggap sebagai semacam ritual peralihan (inisiasi). Dengan kata lain, seorang penguasa terkadang diberikan ujian besar, dan melalui ujian tersebut, ia tumbuh dan berkembang. Dalam hal ini, Susanoo, meskipun dengan bantuan dari Suserihime, mengakui Ōkuninushi yang berhasil melewati ujiannya, dan berkata, "Kamu bisa memerintah negara."
Selain itu, dalam cerita ini, kita juga bisa merasakan perkembangan emosional Susanoo, yang dulu dikenal sebagai pribadi yang liar dan sulit diatur. Susanoo yang dulu mengalahkan Yamata-no-Orochi dengan kekuatan luar biasa, kini kehilangan senjata dan putrinya, lalu menjalani sisa hidupnya dengan tenang di negeri Yomi.
Di adegan di mana ia berkata kepada Ōkuninushi, "Semoga kamu lebih bahagia dariku," ini dapat dipahami sebagai ekspresi keyakinan akan awal era baru dan sebuah keikhlasan untuk mewariskan harapan kepada generasi berikutnya.
Kisah ini menceritakan tentang Ōkuninushi, keturunan dari Susanoo. Dari kisah ini, kita dapat membaca tentang kepercayaan pada "maretbito" (tamu langka) yang muncul dalam legenda Kelinci Putih Inaba, serta perkembangan Ōkuninushi yang melewati berbagai ujian. Di episode berikutnya, kita akan sampai pada klimaks dari Kojiki, yakni "Penurunan Tangan Langit," yang akan menceritakan kedatangan utusan Amaterasu ke negara Izumo yang dibangun oleh Ōkuninushi. Nantikan episode terakhir yang akan datang!
👉 Baca Kojiki (Yahoo! Shopping)
< Referensi>
Mitologi Jepang I: Batu Gua Ten - Aya Nishino, Hikumano Publishing
- Mitologi Jepang II: Ular Delapan Kepala (Yamata no Orochi) - Aya Nishino, Hikumano Publishing
- Mitologi Jepang III: Kelinci Putih dari Inaba - Aya Nishino, Hikumano Publishing
- Mitologi Jepang IV: Negeri di Bawah Tanah - Aya Nishino, Hikumano Publishing
- Mitologi Jepang VII: Konohanasakuya-hime - Aya Nishino, Hikumano Publishing
- Mitologi Jepang X: Yamato Takeru - Aya Nishino, Hikumano Publishing
- Panduan Paling Mudah untuk Membaca Kojiki - Yuji Sawabe, Saizusha
- Kojiki yang Sangat Menarik dan Mudah Dipahami - Kami-yu History Editorial Department, Seitosha
- Mitologi Jepang - Junichi Yoda, Kodansha Blue Bird Library
- Mitologi Jepang - Miyoko Matsutani, Nora Shoten
- Ilustrasi Dewa Jepang 2: Dewa yang Dekat dengan Kehidupan - Minerva Shobo
- Ilustrasi Dewa Jepang 3: Dewa yang Melindungi Kehidupan Sehari-hari - Minerva Shobo
Comments