Kiat Hidup Cerdas & Hemat di Jepang ~ Seri Kehidupan Sehari-hari: Tips Cara Berhemat Tanpa Ribet

Akhir -akhir ini setiap kali pergi ke supermarket saat melihat label harga barang, tak sadar terlontar dari mulut: "Mahal!,..ini mahal itu mahal!... Tahukah kamu bahwa akhir-akhir ini harga produk makanan di Jepang harganya naik? Gambar di atas adalah salah satu contoh dari produk makanan yang harganya naik. Mulai dari camilan hingga cup noodles, bahkan mungkin barang-barang yang sudah dikenal oleh olarang-orang di luar Jepang.

Naiknya harga tidak hanya terjadi pada makanan, akan tetapi juga pada bidang properti. Di kota-kota sekitar Tokyo, seperti Chiba, Kanagawa, Saitama, dll, pada tahun 2021 rata-rata harga apartemen baru berharga ¥63,6 juta (sekitar Rp7 miyar)!!

Harga tiket kereta api, yang menjadi fasilitas transportasi umum utama di kota-kota besar di Jepang pun ikut naik. East JR Company pada bulan Maret 2023 berencana menaikkan tarif kereta api sebesar ¥10 (sekitar Rp1200), termasuk sebagian di jalur terkenal JR Yamanote.

Kenaikan harga makanan dan tiket kereta ini pastinya juga berpengaruh pada wisatawan yang datang mengunjungi Jepang.  Lantas bagaimana cara berhemat yang tidak bikin ribet saat berada di Jepang? Artikel ini akan mengupas infomasi kiat-kiat berhemat ala orang Jepang yang hidup di Tokyo, kota yang terkenal dengan biaya hidup yang mahal.

Tōmyō / 豆苗, Sayuran Favorit Orang Jepang Saat Menghemat Biaya Makan

Sayuran yang bernama Tōmyō ini populer di kalangan orang Jepang yang ingin berhemat dari segi biaya makan. Tōmyō ini adalah sejenis tunas dari kacang polong, atau kecambah, yang dapat diolah ke dalam berbagai jenis masakan, termasuk ditumis, atau dimasukkan ke sup, dll. Rasanya yang ringan, gurih dan juga menyehatkan,

Harga tōmyō ini hanyalah sekitar ¥100 (sekitar Rp11,500), yang mana di Jepang termasuk murah). Dan, daya tarik dari tōmyō ini tidak hanya dari harganya saja, akan tetapi...

Sekali kamu memotongnya (dengan menyisakan akar), tōmyō ini akan tumbuh lagi! (lihat gambar di atas!)

Menanam tōmyō ini sangatlah mudah! bahan dan alat yang diperlukan hanyalah sisa akar, air dan wadah. Dengan hanya memberinya air dan menyimpannya di tempat terang, tōmyō ini akan tumbuh lagi. Jika tunasnya telah tumbuh panjang, kamu dapat memanennya lagi. 

Dampak dari kenaikan harga barang di  Jepang ini, penjualan tōmyō meningkat secara pesat bahkan terkadang sold out.

Bagi kamu yang berencana tinggal di Jepang dalam jangka waktu lama, cobalah untuk menanam sendiri sayuran ini. Dan informasi tambahan, kamu hanya dapat memanennya hingga 2 kali saja karena lebih dari itu, sayurannya akan berjamur dan tidak bagus untuk dimakan.

Tidak perlu naik kereta, berjalan kaki lah jika jaraknya hanya 2 ~ 3 stasiun

Penulis artikel yang berdomisili di Tokyo juga mempraktekkan kiat hidup berhemat dengan cara berjalan kaki, daripada naik kereta api.
Di Tokyo, jarak antara stasiun rata-rata hanya berdurasi sekitar kurang dari 2 menit. Dengan kata lain, sebenarnya jarak antara stasiun tidaklah terlalu jauh.

Misalnya, Stasiun Yoyogi di jalur Yamanote hanya berjarak 10 menit berjalan kaki dari Stasiun Shinjuku. Selain itu, dari Stasiun Yoyogi ke Stasiun Harajuku dapat ditempuh dengan berjalan kaki sekitar selama 20 menit. 20 menit mungkin terdengar berjarak jauh, tetapi akan terasa singkat saat kamu melewati kawasan hijau di Kuil Meiji Jingu yang indah ketika pergi dari Stasiun Yoyogi ke Stasiun Harajuku. Jika naik kereta api, tiket kereta dari Shinjuku ke Harajuku adalah ¥136 (sekitar Rp16K) , tetapi dengan berjalan kaki biayanya hanya ¥0! Apa yang akan kamu beli dari uang tersebut?

Bukanlah hal yang mustahil untuk menjelajahi lingkungan paling populer di Tokyo dengan hanya berjalan kaki. Pada hari libur dengan cuaca cerah, biasanya penulis berjalan kaki dari Shinjuku ke Yoyogi, Harajuku, Omotesando dan Roppongi. Jaraknya sekitar 4,5 km.

Penulis tidak pernah bosan berjalan kaki sambil menikmati suasana yang berubah-ubah di setiap kota. Daya tarik lain dari berjalan kaki adalah kamu dapat menemukan toko-toko dan kafe-kafe yang bagus di gang-gang dan jalur-jalur sempit.

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah, bahwa ini hanya terbatas pada pusat Tokyo. Di pinggiran kota dan daerah pedesaan Tokyo, jarak antar stasiun bisa sangat jauh, jadi tidak disarankan untuk berjalan kaki. Selain itu, di malam hari, termasuk di Tokyo, karena alasan keamanan lebih baik menggunakan kereta api daripada berjalan kaki.

Pengganti Membayar Mahal Ramen di Restoran Terkenal... 

Di Jepang, di mana-mana kamu dapat menemukan restoran ramen yang lezat. Jenis restoran ramen pun beragam, dari ramen rasa garam, miso, kecap shoyu dan tonkotsu...JIka mengunjungi Jepang, pastinya ada di antara kalian yang sengaja pergi ke restoran ramen untuk membandingkan rasa, bukan??

Tetapi, tahukah kamu bahwa harga semangkuk ramen di restoran ramen populer adalah sekitar ¥1000 (sekitar Rp115K)?. Harganya akan bertambah jika kamu menambah topping telur, char siu, dll, menjadi sekitar ¥1500 (sekitar Rp172K)

Yang ingin direkomendasikan di sini adalah mencoba produk dari minimarket (kombini) yang diawasi oleh restoran ramen terkenal.

Minimarket Jepang meluncurkan serangkaian produk yang berkolaborasi dengan restoran ramen terkenal di seluruh negeri Jepang. Gambar di atas menunjukkan kedua produk yang dibuat oleh 7-Eleven bekerja sama dengan restoran terkenal. Di sebelah kanan adalah ramen hasil kolaborasi dengan Santoka dan di sebelah kiri adalah nasi hasil kolaborasi dengan Nakamoto, yang terkenal dengan ramen super pedasnya. Harganya masing-masing ¥300 (Rp35K) dan ¥257 (Rp30K).

Ramen di restoran memang lezat, tetapi pada hari-hari ketika kamu ingin berhemat di biaya makan, cobalah produk kolaboratif ini. Rasa dan kuantitasnya berada pada level yang memuaskan.

Jangan Lupa Untuk Selalu Membawa Tas Belanja

Di Jepang, sejak bulan Juli 2020 kantong plastik baik di supermarket dan minimarket (kombini) dikenakan biaya. Tujuan dari biaya ini adalah untuk mencegah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh sampah plastik. Inisiatif semacam ini mungkin juga ada di Indonesia.

Di Jepang, harga per kantong plastik bervariasi dari satu toko ke toko lainnya, tetapi berkisar antara ¥2 (sekitar Rp230) hingga ¥5 (sekitar Rp570). Kamu mungkin mengira harganya hanya sekitar Rp230, tetapi jika dilakukan banyak orang, akan membuat suatu gunungan. Saat ini, sudah menjadi hal yang lumrah bagi banyak orang Jepang untuk membawa tas belanja sendiri ketika pergi berbelanja.
Ketika datang ke Jepang, kamu mungkin memiliki kesempatan untuk mengunjungi supermarket dan minimarket, tetapi jika memungkinkan, bawalah tas belanja sendiri.

Sudahkah kamu menemukan kiat yang bisa praktikkan untuk menghemat uang ? Beri tahu kami di bagian komentar, apa yang kamu rekomendasikan!

Daftar Isi

Survey[Survei] Liburan ke Jepang







Recommend