Jepang dan Tsunami: Ombak Besar

Japan and Tsunami: The Great Waves

Kosakata asli bahasa Jepang yang sekarang digunakan di seluruh dunia, 'tsunami' memiliki sekalgius dua makna, makna biasa dan makna yang sangat signifikan. Sering digunakan sebagai kata sifat dalam percakapan sehari-hari, yang merupakan kata yang terkait dengan tragedi, terutama dengan bencana tahun  2011 yang masih segar di ingatan orang Jepang.

Pentingnya Makna Yang Dikandung dari Kosakata "Tsunami"

The Importance of the Word Tsunami

Tsunami, yang ditulis dalam dua huruf kanji, ”津波", "津 / tsu" yang berarti pelabuhan dan "波 / nami", ombak atau gelombang, menunjukkan arti gelombang yang memasuki tempat yang tidak seharusnya dan mencerminkan dampaknya pada struktur serta kehidupan manusia. Meskipun tsunami terjadi tidak terbatas hanya di Jepang, tsunami tercatat memiliki hampir sepertiga terjadi di Jepang, termasuk yang paling banyak memakan korban dalam sejarah.

Penggunaan kata pertama yang tercatat dalam bahasa Inggris ditemukan terdapat dalam laporan National Geographic dari tahun 1896, yang dalam bahasa Inggris merujuk kepada arti 'gelombang gempa', yang mencerminkan hubungan antara gempa dan tsunami dengan memperkenalkan kosakata Jepang. Kata yang mudah diucapkan, menggambarkan sebuah fenomena tanpa kata ringkas lainnya, tidak mengherankan jika kata tsunami menjadi umum digunakan di seluruh dunia.

Apa yang menyebabkan Tsunami?

What Causes Tsunami?

Tsunami disebabkan oleh gerakan yang keras dari dasar laut, dengan sekitar 70% disebabkan oleh gempa bumi, yang sebagian besar disebabkan oleh aktivitas gunung berapi.

Jepang terletak di titik pertemuan beberapa lempeng samudera dan benua, yang berarti sering terjadi pergeseran dan gempa susulan. Hal ini dapat menyebabkan tsunami, tetapi juga dapat disebabkan oleh hantaman meteor, tanah longsor, runtuhnya gunung laut atau lahar yang masuk ke laut. Tsunami, pada dasarnya, disebabkan oleh apa pun yang menggantikan sejumlah besar air - paling sering gempa bumi atau aktivitas gunung berapi, yang mana keduanya sering terjadi di Jepang.

Kecepatan tsunami, setelah terbentuk, ditentukan oleh kedalaman air dan kekuatan perpindahan. Pembengkakan di bawah permukaan, seringkali tidak diperhatikan oleh kapal di atas - hanya terlihat ketika mencapai garis pantai. Banyak laporan telah menyoroti fenomena surutnya air laut sebelum tsunami, dengan air yang membentuk gelombang atau gelombang besar.

Ketika mendekati pantai, tsunami biasa akan mencapai ketinggian sekitar 30m dan disebabkan oleh pergerakan lempeng, tetapi megatsunami dapat mencapai ketinggian ratusan meter karena disebabkan oleh material yang masuk ke dalam air dan menggusurnya, seperti tanah longsor atau meteor.

Sejarah Tsunami Di Jepang

Japan’s History of Tsunami

Dengan melihat sejarah catatan tsunami di tahun 684 di Jepang, di negara kepulauan ini, tsunami ini telah lama diukur dan dipelajari. Bergantung pada laut karena banyaknya komunitas nelayan dan dengan kepentingan spiritual yang kuat ditempatkan pada alam dalam agama Shinto, ikatan dengan laut dalam budaya dan cerita rakyat Jepang sangat kuat. Walau gempa dan kebakaran menjadi fokus utama laporan bencana di kota-kota, di pantai, tsunami menjadi fokus yang lebih besar.

  • Di tahun 1771, Tsunami Besar Yaeyama dipicu oleh Gempa Besar Yaeyama dan menewaskan sekitar 11.000 orang. Pulau Ishigaki, yang pernah menjadi bagian dari Kerajaan Ryukyu dan sekarang bagian dari Okinawa, rusak parah bersama dengan Miyakojima. Sejak awal terjadinya bencana, muncul bencana kelaparan dan itu berlangsung selama 80 tahun karena kerusakan yang ditimbulkan.
  • Di tahun 1782, aktivitas vulkanik Gunung Unzen memicu gempa bumi besar, yang pada gilirannya memicu megatsunami saat tanah longsor memasuki teluk di dekatnya. 15.000 orang tewas saat gelombang bergerak di dalam Teluk Ariake, menghantam Provinsi Higo sebelum memantul kembali ke Shimabara.
  • Di tahun 1896, Gempa Besar Sanriku melanda pantai prefektur Iwate, memicu dua tsunami yang akan memakan korban lebih dari 22.000 orang. Gelombang mencapai ketinggian lebih dari 30m, yang tetap menjadi tsunami tertinggi dalam sejarah sampai bencana Maret 2011.
  • Di tahun 1993, gempa bumi Okushiri di pantai Hokkaido memicu tsunami besar yang menewaskan banyak orang di Hokkaido dan Rusia. Sekitar 230 orang tewas, dengan mayoritas di pulau kecil Okushiri.
  • Di tahun 2011, Gempa Besar Tohoku memicu tsunami dahsyat yang merenggut nyawa lebih dari 20.000 orang, dengan banyak yang masih hilang hingga hari ini. Gelombang merobek ke arah pantai dengan kecepatan lebih dari 500 mph dan mencapai sejauh 6 km ke daratan. Bangunan yang tak terhitung jumlahnya rusak atau hancur dan kerusakan signifikan terjadi pada Pembangkit Nuklir Fukushima, yang mengarah ke zona evakuasi massal, beberapa di antaranya tetap ada sampai sekarang.

Sistem Peringatan Tsunami Jepang

The Japanese Tsunami Warning System

Sistem Peringatan Tsunami Jepang digunakan pada menit-menit setelah gempa bumi untuk memberi tahu penduduk tentang apakah tindakan diperlukan. Sistem ini memiliki tiga tingkat utama: Tsunami Advisory, Tsunami Warning dan Major Tsunami Warning.

Sebagai tindakan pencegahan, sistem peringatan diberlakukan menggunakan sirene, pengeras suara, penyiar nasional dan layanan darurat, disarankan agar mereka yang berada di daerah pesisir mengungsi ke tempat yang lebih tinggi ketika gempa bumi melanda. Tsunami mungkin juga lebih tinggi dari yang diperkirakan dan orang-orang harus selalu mengungsi ke tempat yang lebih tinggi mungkin. Ada juga sejumlah aplikasi yang tersedia untuk menginformasikan peringatan, dengan banyak yang sudah diinstal sebelumnya pada Smartphone Jepang jika terjadi keadaan darurat.

  • Tsunami Advisory: Ketinggian sekitar 1m. Kapal kecil dapat terbalik, arus kuat dapat menarik orang yang berenang dan fasilitas penangkapan ikan akan hanyut. Orang-orang harus segera meninggalkan perairan dan menuju ke tempat yang lebih tinggi
  • Tsunami Warning: Ketinggian sekitar 3m. Gelombang tsunami akan menyebabkan kerusakan pada daerah dataran rendah, siapa pun yang terkena akan hanyut terbawa arus. Orang harus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi atau bangunan evakuasi tsunami. Beberapa tsunami mungkin terjadi, jadi orang-orang harus tetap berada di tempat-tempat ini sampai diumumkan pemberitahuan berikut.
  • Major Tsunami Warning: Ketinggian sekitar 5m hingga lebih dari 10m. Bangunan dengan struktur kayu yang akan hancur atau hanyut, siapa pun yang terkena akan hanyut terbawa arus. Orang harus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi atau bangunan evakuasi tsunami. Tsunami susulan mungkin akan terjadi, jadi orang harus tetap berada di jalur ini sampai diumumkan pemberitahuan berikutnya.

Cara Mengecek Resiko Tsunami

How to Check for Tsunami Risks

Saat berada di area pantai, pengunjung akan melihat tanda peringatan tsunami dan panduan evakuasi. Peringatan ini sering ditempatkan di tempat-tempat pantai yang populer serta di daerah pemukiman dan akan memperingatkan risiko di daerah tertentu. Juga akan ada banyak rambu yang mengarah ke titik-titik evakuasi, baik itu tempat yang lebih tinggi atau bangunan. Pastikan untuk mengecek titik evakuasi terdekat terlebih dahulu - informasi ini tersedia di hotel dan wisma tamu serta di situs web pemerintah setempat. Kantor informasi wisata juga menyediakan informasi dalam berbagai bahasa dan dapat menjadi tempat yang sangat baik untuk mengecek informasi keselamatan.

Daftar Isi

Survey[Survei] Liburan ke Jepang







Recommend