Series Horor & Misteri Vol. 18: Cerita Horror Pendek dari Internet, “Permainan Uji Nyali”

Horror & Mystery Series Vol. 18: Short Horror Stories Around the Web, “Game of Dare”

Permainan Uji Nyali adalah permainan yang dimainkan oleh anak muda di Jepang selama musim panas, untuk merasakan dinginnya makam di tengah-tengah panasnya musim panas. Namun seringkali, permainan berlangsung di situs angker nyata, dan sesuatu yang tidak terduga terjadi. Benar atau tidak, kita punya ceritanya di sini, jadi baca terus, jika kamu BERANI!

Apa itu "Permainan Uji Nyali"

Dalam bahasa Jepang, permainan ini disebut 肝試し atau "Kimo-dameshi", yang berasal dari 肝 (kimo, "hati" tetapi juga bisa berarti keberanian atau semangat untuk menghadapi kesulitan) dan 試し (Tameshi, "mencoba" atau "untuk menguji" ). Permainan ini sering dimainkan sebagai bagian dari aktivitas sekolah, seperti untuk perkemahan musim panas atau kegiatan klub, atau sekelompok orang sebagai hiburan. Beberapa menggunakannya sebagai permainan uji nyali dengan pergi ke tempat angker asli untuk mencari aktivitas paranormal, atau untuk mengamb foto hantu.

Tapi dengan alasan apa pun orang-orang ini pergi untuk uji nyali, mereka menemukan apa yang mereka minta, atau bahkan lebih...

Hati-hati dengan Si Rubah

Empat dari kami pergi ke sebuah kuil kecil di dalam gunung untuk Kimodameshi pada pukul 1 pagi. Permainan berjalan seperti ini: kami berpisah di jalan masuk gunung menjadi dua kelompok, masing-masing dua orang. Satu kelompok akan menunggu di pintu masuk, sementara kelompok lain akan pergi ke kuil terlebih dahulu.

Konon, ada dua topeng rubah di dalam kuil; di setiap kelompok, satu orang akan mengenakan topeng dan kembali turun. Jika terjadi sesuatu, kami akan langsung menghubungi satu sama lain menggunakan handphone. Jika ada yang berteriak, kelompok itu akan kalah, itulah aturannya.

Kelompok pertama masuk dan kembali seolah-olah tidak ada apapun yang terjadi.

Kemudian giliran kelompok saya, saya pergi ke sana, membuka pintu kuil, mengambil topeng dan kemudian mengenakannya. Saya tidak merasakan sesuatu yang aneh...

Ketika kami sampai di pintu masuk, ketika saya akan melepas topengnya, topengnya tidak mau lepas.

Saya dengan panik mencoba untuk melepaskannya, dan akhirnya topeng itu terlepas dari wajah saya. Saya menyalakan lampu untuk melihat ketiga teman saya menatap saya dengan tatapan aneh di wajah mereka.

“Hei, kamu baik-baik saja?”kata mereka, saya merasa seperti ada sesuatu yang masih menempel di wajahku, jadi saya mengangkat tangan untuk menyentuh wajah saya, dan yang terasa adalah seperti cairan lengket…

Darah, ternyata.

Saya pergi dan mencuci muka saya di sungai di dekat situ, lalu mengakhiri malam iut.

Kemudian, pada hari berikutnya, saya pergi untuk memeriksa topeng rubah lagi untuk melihat apa yang salah, tetapi anehnya, kuil itu sudah tidak ada lagi, tidak ada juga sekitarnya.

Apa yang terjadi dengan kuil itu?

Saya masih bingung bahkan sampai hari ini.

Dari Yamata no Orochi di situs Sakebigoe

---------------------------

Dalam mitos Jepang, rubah adalah penipu yang bisa mengubah bentuk dan mempermainkan orang, bahkan utusan Tuhan dalam beberapa cerita. Apakah ini permainan oleh kelompok pertama? Tapi bagaimana bisa sebuah kuil menghilang dalam semalam. Saya menyerahkannya kepada kamu semua.

Jaga Sikap Kamu dan Jangan Bangkitkan Amarah Arwah

Ini adalah cerita dari beberapa siswa SMA. Tiga siswa SMA pergi untuk melakukan Kimodameshi di sebuah rumah sakit terbengkalai, di mana akhir-akhir ini terdengar katanya bahwa "ada hantu muncul".

Mereka membawa kamera video dan masuk ke gedung dengan ketakutan.

"Maafkan kami karena mengganggu" (お邪魔します "Ojama shimasu")

Ketiganya masuk ke dalam gedung, mereka menemukan ruang operasi dan menemukan rekam medis (karte atau カルテ dalam bahasa Jepang).

Ketiganya membawa benda itu sebagai kenang-kenangan dan memasukkannya ke dalam tas lalu kembali ke pintu masuk rumah sakit.

"Maaf mengganggu" (お邪魔しました "Ojama shimashita")

Kemudian ketiganya ingin menonton video itu sesegera mungkin, Mereka berkumpul di kamar pemilik kamera untuk menonton bersama. Dengan video yang ditancapkan ke TV, di layar tergambar pemandangan rumah sakit.

"Maafkan kami karena mengganggu."

Itu adalah ucapan saat mereka memasuki rumah sakit, lalu beberapa saat kemudian.

"Selamat datang." (いらっしゃいませ, irasshaimase)

Ketiga siswa itu menatap satu sama lain dengan bingung.

Mereka benar-benar mendengarnya. Sebuah suara perempuan.

Rekaman lanjut lebih dalam ke dalam gedung.

“Tidak separah yang aku kira.”

"Terima kasih."

"Aku rasa gak ada apa-apa di sini."

"Oh, tidak juga."

Ketiganya menjadi pucat saat mereka menonton.

Mereka tidak mengada-ada, memang terdengar suara seorang wanita dengan jelas di dalam rekaman.

Laya mulai menjadi lebih terang ketika kamera meninggalkan gedung rumah sakit.

"Maaf mengganggu."

"Tunggu sebentar."

Suara itu berbeda dari sebelumnya, suaranya sedih, agresif, dan rendah.

Kemudian pada saat yang sama, telepon berdering.

Ketiganya berpaling ke satu sama lain dan menjawab telepon.

Mereka mendengar suara wanita yang sama dari video itu,

“Halo, ini rumah sakit XXXX. Bisakah kamu mengembalikan rekam medis yang kamu bawa pulang, kembali ke rumah sakit? ... "

Dari Yozakura no Ayakashi di situs web Sakebigoe

---------------------------

Bersikap sopan itu baik, tetapi jangan mengambil milik orang lain di rumah, apalagi jika kamu tidak bisa minta izin mereka!

Artikel sebelumnya

Daftar Isi

Survey[Survei] Liburan ke Jepang







Recommend