Budaya Memberi Hadiah di Jepang

  • 26 Juni 2018
  • 28 Juli 2019
  • FUN! JAPAN Team

Gifting Culture in Japan

Prosedur memberi hadiah di Jepang bisa jadi lebih rumit dibandingkan banyak negara lainnya. Ada etika memberi hadiah yang harus diikuti, yang semuanya punya tempat penting dalam budaya Jepang. Kesempatan untuk memberi hadiah juga nampak banyak, termasuk di dalamnya kebiasaan memberi oleh-oleh ("omiyage") setelah bepergian. Dari mulai cara pemberian yang diberikan langsung atau dibungkus, jumlah hadiah dan cara menyerahkannya kepada orang lain, semuanya merupakan hal yang penting.

Oleh-oleh (omiyage)

Omiyage souvenirs

Ini merupakan bisnis besar di Jepang dan kebanyakan orang merasa harus membeli hadiah kecil untuk semua orang saat mereka bepergian, bahkan dalam perjalanan singkat sekalipun. Biasanya omiyage adalah kue, cokelat atau kue-kue ala Jepang yang dibungkus satu-satu. Jenis omiyage yang ditawarkan sangat beragam, biasanya sudah dibungkus dan siap untuk diberikan kepada teman, keluarga dan rekan kerjamu.

Hampir semua kawasan wisata dan pusat transportasi akan menjual omiyage dalam kotak kecil seukuran buku teks, dan biasanya dengan kisaran harga 700-1.500 yen. Makanan khas setempat juga sering jadi omiyage. Omiyage seperti ini, dan juga alkohol, juga populer sebagai hadiah untuk tuan rumah saat kamu berkunjung. Jika kamu mengunjungi keluarga atau keluarga angkat home-stay saat tahun baru, biasanya akan pilih kotak atau botol yang lebih besar - dengan kisaran harga 1.000-5.000 yen. Lebih dari itu, akan membuat tuan rumah merasa tidak nyaman dan merasa harus memberi hadiah balasan.

Return gifts

Hadiah balasan

Memberi hadiah di Jepang akan jauh lebih murah jika bukan untuk hadiah balasan. Tapi, ini juga merupakan budaya untuk berterima kasih kepada orang-orang dengan hadiah kecil. Saat kamu menghadiri pernikahan misalnya, kamu akan diberikan hadiah (atau katalog di mana kamu bisa pilih sendiri).

Hadiah uang

Gift money

Saat kamu menghadiri upacara pernikahan di Jepang, kamu akan memasukkan uang ke dalam amplop untuk ikut merayakan kebahagiaan mereka. Tergantung dari kedekatan hubunganmu dengan pengantin pria atau wanita, kamu harus bayar setidaknya 30.000 yen. Semakin dekat, kamu akan bayar kira-kira 80.000 yen atau lebih.

Ini juga berlaku untuk pemakaman, di mana kamu akan memberi uang belasungkawa kepada kepala keluarga. Dan, ini juga tergantung dari seberapa dekat hubunganmu dengan almarhum. Kamu harus bayar setidaknya 3.000 yen. Semakin dekat, kamu akan bayar kira-kira 10.000 yen atau lebih.

Di Jepang, upacara semacam itu sangat mahal dan biaya jasa biksu juga sangat tinggi. Makan pun disediakan untuk tamu dan karenanya penting bagi para tamu untuk berkontribusi dengan amplop yang diisi uang tunai sehingga bisa mengurangi beban keluarga yang ditinggalkan.

Cara memberi hadiah

How to give gifts

Hadiah harus selalu dibungkus (atau setidaknya ditaruh dalam tas dari toko) dan uang harus berada dalam amplop khusus. Saat memberi hadiah, kamu memegangnya dengan kedua tangan, dan biarkan penerima menerimanya dengan kedua tangan sambil membungkuk mengucapkan terima kasih. Hadiah biasanya diberikan di awal daripada akhir kunjungan, dan pemberi hadiah biasanya akan bersikap sangat rendah hati soal hadiah tersebut - meskipun kalau hadiah itu adalah kesukaan mereka sendiri.

Mendahulukan para leluhur

Kalau kamu memberi hadiah di rumah keluarga Jepang, kamu mungkin akan menemukan kalau hadiah tersebut pertama kali disajikan untuk kakek-nenek atau leluhur yang sudah meninggal. Banyak rumah punya altar Buddha untuk keluarga atau setidaknya foto-foto di atas rak buku, untuk menghormati almarhum kerabat mereka. Leluhur sangat penting di Jepang, dan menempatkan hadiah di depan foto anggota keluarga juga merupakan hal yang penting bagi kebanyakan orang Jepang.

Hadiah musim panas dan musim dingin

Summer and winter gifts

Jepang juga punya tradisi "ochugen" di bulan Juni dan "oseibo" di bulan Desember, di mana keluarga, teman, rekan kerja, dll, saling bertukar hadiah. Hadiah itu biasanya sekitar 5.000 yen dan waktunya bareng dengan saat bonus perusahaan yang dibayar secara tradisional. Tapi, tradisi ini sudah berkurang sejak ekonomi Jepang mengalami deflasi dan saat ini banyak perusahaan seringkali hanya membayar tunjangan, dengan kebanyakan karyawannya tidak menerima bonus apa pun.

Hadiah Natal dan ulang tahun di Jepang

Meskipun banyak kesempatan untuk memberi hadiah, Natal dan ulang tahun tidak termasuk di dalamnya. Jepang bukan negara Kristen dan tidak merayakan Natal secara resmi. Kalau kamu bekerja di Jepang, kamu bahkan mungkin akan bekerja pada hari Natal (tanpa menerima upah lembur atau waktu pengganti). Biasanya saling tukar hadiah Natal dilakukan oleh pasangan anak muda, karena Natal lebih merupakan perayaan romantis di Jepang .

Ulang tahun juga bukan saat di mana orang Jepang memberikan hadiah secara tradisional. Tapi, dengan pengaruh dari budaya Barat, memberi hadiah pada hari ulang tahun menjadi hal yang biasa (terutama di kalangan anak muda).

Daftar Isi

Survey[Survei] Liburan ke Jepang







Recommend