Yang Boleh dan Tidak Boleh : Aturan Tidak Tertulis dalam Berkendara di Jepang

Perjalanan darat semakin populer di antara turis terutama untuk tujuan seperti Okinawa atau Hokkaido. Sebagai pengemudi berpengalaman sekalipun, berkendara di negara orang tentunya tetap mengerikan karena adanya perbedaan aturan dan cara. Kamu mungkin tidak bisa berbahasa Jepang tapi kamu juga tidak mau melanggar aturan yang kamu tidak tahu.

Berikut adalah 5 hal yang mungkin kamu tidak tahu sebelumnya mengenai berkendara di Jepang:

1. Mengedipkan lampu adalah hal yang baik

Ketika pengemudi lain melakukan sesuatu yang baik, seperti membiarkan kamu jalan duluan di persimpangan atau membolehkan kamu menyalip mereka di jalan, kamu bisa mengedipkan lampu hazard untuk menyampaikan terima kasih.

Biasanya pengemudi akan senyum, sedikit menunduk atau mengangkat tangan mereka untuk menunjukkan terima kasih. Tetapi kalau mobilnya sudah ada di belakang, mereka tidak bisa melihat kamu lagi.

Di saat begini, kamu bisa mengedipkan lampu hazard kamu sebentar untuk menyampaikan terima kasih. Ini adalah kebiasaan yang umum di Jepang, dan pengemudi lain juga akan menghargai sikap kamu ini.

2. Mengalah

Jepang penuh dengan jalan sempit dan berkelok. Jika kamu sudah terbiasa dengan jalanan lebar dengan lajur yang ditandai jelas, kamu mungkin perlu sedikit waktu untuk membiasakan diri dengan cara mengemudi yang baru.

Beberapa jalan hanya cukup untuk satu mobil, tetapi mobil tetap masuk dari kedua arah.

Kalau kamu sedang mengendarai mobil di jalan-jalan seperti ini, kamu mungkin akan sadar ada mobil lain datang dari arah sebaliknya. Di saat seperti ini sebaiknya kamu minggir dan membiarkan mobil yang lain untuk lewat.

Kalau kamu tetap memaksakan buat maju, kedua mobil akan nyangkut dan tidak bisa maju lagi, dan ujung-ujungnya salah satu mobil harus mengalah dan mundur.

Jadi di saat ragu, berhenti dan biarkan mobil lain untuk lewat.

3. Pejalan kaki selalu benar

Berkat jalur kereta Jepang yang nyaman, banyak orang memilih untuk jalan atau bersepeda ke stasiun kereta setiap pagi untuk pergi bekerja. Ketika mengemudi, kamu pasti akan bertemu dengan banyak pejalan kaki.

Di setiap penyebrangan jalan (yang ditandai dengan garis putih tebal seperti kover album Abbey Road dari The Beatles), kamu harus mendahulukan pejalan kaki.

Banyak penyebrangan tidak dilengkapi dengan tanda berhenti atau lampu merah, tetapi kamu harus selalu berhenti untuk pejalan kaki. Ini bukan masalah tata krama, tetapi hukum.

4. Stiker memberitahu semuanya

Kamu selalu bisa membedakan mana pengemudi baru karena biasanya mereka tidak bisa menyesuaikan diri dengan lalu lintas di sekitarnya.

Tetapi di Jepang pengemudi pemula dibedakan dengan menempelkan stiket besar dan terang di mobil mereka.

Stiker kuning dan hijau berbentuk daun ini wajib untuk semua pengemudi baru di Jepang dan tetap tertempel selama satu tahun pertama mengemudi.

Kalau kamu melihat salah satu dari stiker ini, kamu akan tahu kalau mobil lain dikemudikan pemula. Kamu bisa menghindari mereka atau membiarkan mereka kalau mereka mengemudi terlalu pelan.

Kamu mungkin juga akan melihat stiker warna-warni berbentuk semanggi (versi sebelumnya berwarna oranye atau kuning dengan bentuk tetesan air) tertempel di beberapa mobil. Stiker ini wajib untuk pengemudi yang berumur di atas 75 tahun.

5. Hati-hati dengan lumpur

Tips terakhir ini tidak penting untuk keselamatan kamu, tetapi mungkin berguna untuk menghemat uang di hari hujan.

Menurut hukum Jepang, kamu bisa didenda 6.000 yen jika kamu menyiram seseorang dengan lumpur ketika berkendara melalui genangan air. Selain dendanya, kamu mungkin juga harus menanggung biaya bersih-bersih korban semprotan kamu.

-----

Ini cuma sebagian kecil dari tata krama dan aturan-aturan dalam mengemudi yang ada di Jepang. Tetapi saya yakin dengan tahu hal-hal ini kamu akan jadi lebih percaya diri ketika berkendara.

.

Daftar Isi

Survey[Survei] Liburan ke Jepang







Recommend