10 Etika yang harus kamu patuhi selama di Jepang

Sudah pernah dengar beberapa contoh etika tak tertulis di Jepang seperti tidak menggunakan handphone di kereta, melepas sepatu sebelum masuk bertamu ke rumah orang atau tidak mencucukkan sumpit diatas mangkuk nasi? Tiga contoh yang sudah menjadi rahasia umum ini sudah banyak diketahui oleh orang asing. Lalu bagaimana dengan etika-etika lain yang tidak “nyata” tetapi cukup mendominasi masyarakat jepang?

Berikut adalah 10 etika yang wajib kamu pelajari dan patuhi selama kamu berada di Jepang.

#1 Penutup Wajah

Aturan ini lebih ditujukan bagi kaum wanita. Jika kamu ingin mencoba pakaian, pegawai toko biasanya akan memberimu kantung berjaring. Kantung ini berguna untuk menutupi kepala agar pakaian yang kamu coba tidak ternoda oleh riasan wajahmu. Jika pegawai toko tidak memberimu penutup wajah, kemungkinan besar kamu akan menemukan kotak besar berisi penutup wajah di dalam ruang ganti. Etika tak tertulis di negeri ini adalah kamu wajib mengenakan penutup wajah saat mencoba pakaian. Setelah selesai dan bersiap pergi, kamu tinggal membuangnya di tempat yang tersedia dekat pintu keluar ruang ganti.

#2 Kamar kecil

Kita semua mengetahui betapa modern toilet di Jepang, tapi sayangnya kita juga mengetahui betapa rumit cara penggunaannya dengan segala tombol yang beraneka ragam . Cara pemakaian: Jika petunjuk tombol tidak diterjemahkan, ingatlah dua huruf kanji yang sederhana ini : 小 (kran kecil) 大 (kran besar). Ketika menggunakan toilet duduk ala “Barat” tidak diperkenankan untuk jongkok diatasnya. Dapatkah kamu bayangkan jongkok diatas dudukan toilet dengan sepatu yang kotor? Tentunya jorok sekali. Jika kebetulan kamu kebagian toilet jongkok ala “washitsu”, hal yang perlu kamu lakukan adalah berjongkok sambal menghadap tuas pegangan. Hal ini sangat penting untuk menghindari kejadian yang tidak mengenakkan. Kebanyakan toilet jongkok memiliki petunjuk gambar mengenai penggunaan toilet yang benar.

#3 Etika berkendara

Hal yang sangat penting. Tidak seperti kebanyakan negara, peraturan berkendara di Jepang adalah di sisi sebelah kiri. Ini berarti kamu harus selalu berjalan di sisi kiri jalan raya, trotoar, koridor, tangga jalan, dan lain lain. Jika kamu memutuskan untuk menyewa sepeda, kamu harus berkendara di sebelah kiri untuk menghindari kecelakaan lalu lintas.

#4 Restoran

Aturan yang sangat jelas: jangan membawa minuman atau makanan apapun dari luar ke restoran. Hal yang sangat umum dan masuk akal oleh sebab itu sangatlah tidak bijaksana jika kamu membawa makanan atau minuman ke restoran karena restoran disediakan agar kamu membeli makanan dan minuman dari tempat mereka. Apa gunanya pergi ke restoran jika kamu sudah membawa makananmu sendiri? Tidak masalah jika kamu membawa sebotol air di tasmu, asalkan kamu tidak meminumnya disana. Selain itu, hampir setiap restoran di Jepang menyediakan air putih atau teh gratis bagi pengunjungnya yang bisa kamu nikmati sembari melihat-lihat menu restoran.

#5 Makan dan minum di tempat umum

Etika makan dan minum di tempat umum tidak bisa dimengerti oleh orang Jepang. Sebaiknya kamu tidak berjalan sambil makan, karena beresiko mengotori jalan atau bahkan menabrak seseorang lalu mengotori pakaian mereka. Makan di kereta dan bus juga tidak diperbolehkan (kecuali di Shinkansen, kamu bisa membeli makanan di kereta lalu menikmatinya di tempat dudukmu). Kalau kamu sudah sangat lapar, belilah kudapan di minimarket yang juga menyediakan tempat sampah di luar toko untuk membuang sampahmu ketika selesai makan. Minimarket membolehkan pembelinya makan disana.. Untuk minum, aturannya agak sedikit longgar dibanding makanan, tapi tetap disarankan bila kamu telah selesai minum agar membuang botol minummu ke tempat sampah yang tersedia dekat vending machine sehingga memudahkanmu untuk selalu menjaga kebersihan.

#6 Sampah

Kita menyisakan banyak sampah dalam sehari, bahkan ketika kamu hanya berjalan-jalan dan melihat-lihat pemandangan. Membuang sampah di Jepang bisa menjadi hal yang rumit karena ketersediaan tempat sampah yang terbatas. Kamu bisa menemukan tempat sampah di dekat minimarket, vending machine dan stasiun kereta. Ketika kamu menemukan tempat sampah, ingatlah selalu untuk memisahkan barang-barang yang mengandung PET plastik, dapat didaur ulang, kaleng aluminium, sampah organik dan sampah non organik. Jika kamu tidak melakukan itu, maka kamu harus membawa pulang. Penduduk Jepang terbiasa membawa pulang sampah, lalu membuangnya di rumah. Oleh sebab itu jika kamu memang tidak memiliki pilihan, bawalah pulang sampahmu.

#7 Kaus kaki dan sepatu

Seperti telah disampaikan di awal artikel, melepas sepatu saat memasuki rumah adalah kebiasaan umum di Jepang. Kebiasaan ini meluas ke kamar hotel, spa dan bahkan beberapa restoran. Jika kamu berkunjung di musim panas, kamu mungkin bisa menggunakan sandal, atau yang biasa disebut dengan surippa, untuk digunakan di dalam ruangan, tetapi berjalan dengan telanjang kaki di rumah atau di restoran bukanlah suatu hal yang baik. Agar terhindar dari hal yang bisa membuatmu tidak nyaman, biasakan untuk membawa sepasang kaos kaki di dalam tasmu sehingga ketika kamu masuk ke dalam restoran yang tidak menyediakan alas kaki, kamu sudah siap.

Artikel Terkait:

#8 Berbicara dengan suara keras

Tidak ada yang suka pada orang yang menjengkelkan dan berisik di tempat umum. Di Jepang, orang-orang sangat sensitif terhadap volume suara, karena tindakan ini dapat dianggap tidak sopan, mengganggu, dan tidak nyaman. Saat naik kereta, cobalah untuk meminimalkan percakapan atau berbicara dengan suara rendah agar tidak mengganggu sesama penumpang kereta. Hal yang sama berlaku untuk kamar hotel dan apartemen sewaan. Sudah menjadi pengetahuan umum untuk menjadi lebih tenang pada jam 10 malam ke atas.

#9 Duduk di atas tatami

Jika kamu mendapat kesempatan bertandang ke rumah orang Jepang, atau kamu makan di restoran bergaya Jepang, kamu mungkin akan disilahkan duduk lesehan bergaya tradisional Jepang. Tatami yaitu tikar tradisional Jepang banyak tersedia rumah Jepang maupun Ryokan. Agak sedikit kurang nyaman untuk duduk lesehan di tatami, sehingga biasanya disediakan bantalan (zabuton) untuk diduduki. Khusus wanita, usahakan duduk secara seiza (lututnya dilipat), meskipun duduk dengan cara seperti ini lama-lama akan menjadi sangat tidak nyaman. Sebagai alternatif, cobalah duduk dengan kaki miring ke samping, bertumpu pada paha bagian atas sebagai gantinya. Sayangnya, kamu tidak boleh duduk dengan cara bersila, karena ini hanya diperuntukkan bagi pria.

Artikel terkait:

#10 Memberi tip

Aturan mengenai tip: JANGAN memberikan tip! Tidak seperti di banyak negara di dunia, restoran Jepang, taksi, hotel, dan lain-lain tidak membutuhkan tip dari tamu. Kenyataannya apabila kamu mencoba untuk memberikan tip kepada pramusaji atau supir taksi hanya akan menimbulkan kecanggungan bagi kedua belah pihak. Orang yang memberikan jasa pelayanan akan selalu mengembalikan tip, terkadang mereka bahkan berlari mengejar tamu yang meninggalkan tip diatas meja restoran untuk mengembalikan uang yang ditinggalkan. Orang Jepang bangga melakukan pekerjaannya dengan baik sehingga mereka merasa tidak perlu dibayar lebih atas pekerjaan yang mereka lalukan. Sebagai gantinya, ucapkan terima kasih kepada pengemudi ketika kamu keluar dari kendaraan atau katakan "gochiso sama deshita" (terimakasih untuk makanannya) kepada pramusaji restoran.

Dengan mengingat aturan-aturan ini maka kamu dapat lebih menikmati waktumu di Jepang dengan baik, sambil menghormati kebiasaan dan tradisi budaya setempat. Mengunjungi negara asing meskipun hanya sebentar, tetap mewajibkan kita untuk selalu beradaptasi dengan lingkungan setempat dengan cara yang sederhana. Hal ini tentunya akan membuat semua pihak senang!

Daftar Isi

Survey[Survei] Liburan ke Jepang







Recommend