Tatami: Lantai Tradisional Jepang

Tatami: Japan’s Traditional Flooring

Ketika kamu mengunjungi kuil, rumah orang Jepang atau restoran, kamu pasti menemukan lantai tatami yang merupakan bagian klasik dari desain interior Jepang. Aroma, tekstur yang datang dari bawah kaki, dan tampilan tatami yang membuatmu nyaman adalah bagian dari alasan mengapa tatami masih memiliki tempat khusus di rumah-rumah orang Jepang.

Sekilas Tentang Tatami

What is Tatami?

Di Jepang, tatami (畳) adalah tikar jerami tradisional yang digunakan sebagai lantai di semua jenis bangunan. Tatami ini terdiri dari tiga bagian, yaitu inti, penutup anyaman dan tepi kain, dan meskipun awalnya dibuat dengan tangan, sebagian besar sekarang dibuat dengan mesin. Tatami ini terdapat berbagai variasi ukuran, dengan beberapa variasi, dan perkembangan terbaru dalam bentuk desain adalah yang dapat diletakkan langsung di lantai kayu keras untuk rumah bergaya barat.

Tatami Terbuat dari Bahan Apa?

How is Tatami Made?

Walau sebagian besar tatami modern saat ini dibuat dengan menggunakan mesin, secara tradisional tikar dibuat oleh pengrajin yang terampil. Masih banyak perusahaan keluarga yang membuat tatami sendiri, dengan keahliannya yang diturunkan dari generasi ke generasi. Tatami-omote (permukaan luar), juga disebut goza, dibuat dengan lapisan lembut yang disebut igusa (藺草), tanaman seperti rumput abadi yang diubah menjadi jerami dan dijalin bersamaan. Setiap tatami menggunakan sekitar 4000-6000 senar igusa, dengan jumlah yang lebih tinggi berarti tikar lebih tahan lama. Tatami-doko (inti dalam) awalnya dibuat dengan menggunakan jerami padi tetapi di Jepang modern lebih sering dibuat dengan polistirena atau serpihan kayu. Terakhir, tatami-fuchi (tepi luar) adalah pembatas kain yang disebut heri yang digunakan pada sisi panjang tikar untuk menyembunyikan tepi anyaman.

Idealnya, lantai tatami sebaiknya diganti setiap tiga tahun, meskipun akhir-akhir ini jarang dilakukan.

Sejarah Lantai Tatami 

The History of Tatami flooring

Kosakata "tatami" berasal dari kata  'tatamu', yang berarti melipat atau menumpuk, penggunaan awalnya dimulai pada periode Heian (794 - 1185). Tikar awalnya digunakan untuk tempat duduk oleh kelas bangsawan dan tidak dipasang di tanah. Seiring perkembangan arsitektur pada periode Muromachi (1336 - 1573), gaya shoindukuri menggunakannya untuk menutupi lantai. Setelanya, zashiki (seluruh ruangan tertutup tatami) menjadi mode, bersama dengan ukuran dan aturan yang menyertai kehadiran permanen mereka.

Di Jepang, lantai tatami digunakan di mana?

Where is Tatami flooring used in Japan?

Di Jepang, lantai tatami masih umum ditemukan di beberapa ruangan dalam. Termasuk ruang khusus spiritual seperti kuil Buddha atau kuil Shinto, serta ruangan yang digunakan untuk upacara minum teh atau seni seperti seni merangkai bunga ikebana. Di rumah dan apartemen Jepang, umumnya untuk memiliki satu ruangan berlantai tatami, yang dikenal sebagai washitsu, yang berarti 'ruang gaya Jepang'. Ruangan ini sering digunakan untuk hiburan atau tidur, dan mungkin memiliki altar keluarga atau tempat berdoa. Di rumah yang lebih tua atau lebih besar, adalah umum terdapat beberapa kamar tatami, dengan beranda kayu dan lorong yang menghubungkan kamar.

Alasan Mengapa Tatami Masih Populer di Jepang

Why is Tatami Still Popular in Japan?

Seiring dengan hubungannya dengan tradisi dan kenyamanan nostalgia, tatami memiliki banyak manfaat sehingga masih menjadi pilihan populer untuk lantai di Jepang. Karena banyak orang masih tidur di atas futon di lantai, tatami menyediakan lantai yang empuk, membuatnya jauh lebih nyaman daripada pilihan kayu keras. Ini juga berguna untuk rumah tangga keluarga, karena mereka yang memiliki anak kecil atau kerabat lansia cenderung tidak terluka jika tersandung atau jatuh.

Juga merupakan bahan yang mempunyai ruang udara, yang berarti akan menyerap kelembaban di musim panas dan juga bertindak sebagai pelembab selama kondisi musim dingin yang kering. Di masa lalu, tatami digunakan untuk menentukan apakah ruangan memiliki ventilasi yang baik: jumlah banyaknya jamur yang tumbuh akan menunjukkan bahwa ruangan tersebut apakah terlalu lembab dan tidak cukup ventilasi. Tatami juga dipercaya dapat membersihkan udara, menyerap debu dan mengurangi iritasi bagi mereka yang mengidap alergi tertentu.

 Cho: Tatami Measurements and Layout Cho: Pengukuran Tatami dan Tata Letak

Saat menjelaskan ukuran ruangan di Jepang, masih umum untuk menggunakan jumlah tikar tatami daripada ukuran persegi sederhana. Ini berarti banyak situs web real estat akan menggambarkan kamar sebagai 6-jo atau 8-jo, yang berarti 6-buah tatami atau 8-buah tatami. Meskipun ini mungkin menunjukkan bahwa semua tikar tatami memiliki ukuran yang sama, sebenarnya tidak demikian. Di Jepang terdapat empat ukuran standar yang digunakan:

  • Edoma (176cm x 88cm) adalah ukuran yang paling umum digunakan di wilayah Kanto termasuk Tokyo. Terkadang disebut juga kantoma.
  • Danchima (170cm x 85cm) dikembangkan untuk perumahan umum karena ruangannya lebih kecil dari biasanya.
  • Chukyoma (182cm x 91cm) biasanya digunakan di prefektur Aichi, termasuk Nagoya.
  • Kyoma (191cm x 95cm) adalah ukuran yang paling umum digunakan di wilayah Kansai, termasuk kota besar seperti Osaka dan Kyoto.

Variasi dalam ukuran ini mungkin tampak kecil, tetapi ketika ditambahkan pada ruangan dengan 6-8 tatami atau lebih, itu bisa berarti perbedaan yang cukup besar dalam ukuran persegi, jadi sebaiknya dicek dahulu ukuran sebenarnya. Selain ukuran ini ada beberapa ukuran praktis yang diubah seperti setengah tatami, yang disebut han-jo dan tiga perempat tatami, yang disebut daimedatami.

Faktor umum adalah bahwa tikar tatami memiliki lebar setengah dari panjangnya, memungkinkan pola tata letak tertentu dibuat terlepas dari ukuran tikar yang digunakan. Tikar itu sendiri diukur dalam ken, unit pengukuran tradisional yang setara dengan hanya di bawah 2m dan setara dengan enam shaku (pengukuran tradisional lain yang hampir setara dengan satu kaki). Ini berarti tikar umumnya 1-ken dengan 0,5-ken atau 6-shaku dengan 3-shaku, dengan beberapa variasi regional seperti diuraikan di atas.

Layout Tatami

Meletakkan tatami adalah seni yang ketat, dengan dimensi tikar yang berarti pola-pola tertentu dapat digunakan untuk menciptakan estetika yang menyenangkan.

Desai Tatami : Shukugijiki dan Fushukugijiki

Di ruangan tradisional Jepang, yang dikenal sebagai zashiki, ada dua cara untuk meletakkan tatami. Shukugijiki adalah untuk pengaturan keberuntungan dan melibatkan pendekatan spiral, dengan tepi yang lebih pendek dicocokkan dengan tepi yang lebih panjang. Seringkali berpusat di sekitar dua tikar tatami yang ditempatkan dalam posisi vertikal, gaya desain menempatkan tikar horizontal di atas dan di bawah, dengan dua tikar vertikal melengkapi perbatasan di setiap sisi. Sebaliknya, gaya fushukugijiki yang tidak menguntungkan menempatkan tikar dalam pola kisi yang berulang, dengan semua tikar baik secara horizontal maupun vertikal. Gaya ini digunakan untuk acara berkabung seperti pemakaman karena dikatakan membawa nasib buruk.

Etiket Tatami

Tatami Etiquette

Etiket tatami adalah campuran dari langkah-langkah praktis yang diambil untuk melindungi lantai dan yang diambil karena keyakinan akan keberuntungan.

Langkah Praktis saat Menggunakan Tatami

Dalam hal merawat tikar tatami, sudah diketahui bahwa sepatu luar tidak boleh dipakai saat berjalan di atasnya. Selain merusak bagian atas tenunan yang lembut, masuknya kotoran dan kelembapan dapat merusaknya secara permanen. Namun, ini juga meluas ke sandal dalam ruangan atau slipper, juga dapat merusak bagian atas anyaman karena sering kali memiliki sol anti-selip plastik. Sebaiknya mengenakan kaus kaki, dan tanpa alas kaki ke ruang formal tidak dianggap sopan, serta tidak higienis.

Faktor penting lain yang terlibat dalam merawat tatami adalah memastikan ruangan berventilasi baik, terutama ruangan yang digunakan untuk tidur. Tikar dapat diangkat dan dibawa keluar untuk dijemur yang harus dilakukan sekitar dua kali setahun, di musim kering.

Tata krama dan keyakinan yang Mengundang Keberuntungan

Mirip dengan bangunan kuil Buddha dan kuil Shinto, menginjak pembatas/ ambang ruang tatami dianggap tidak sopan. Meskipun tidak diketahui secara pasti mengapa ini merupakan langkah yang menjauh dari keberuntungan, diyakini terkait dengan pengakuan menyeberang ke ruang yang disucikan. Karena ruang tatami sering memiliki altar keluarga atau digunakan untuk acara-acara khusus, ruang tersebut lebih penting daripada ruang lainnya.

Daftar Isi

Survey[Survei] Liburan ke Jepang







Recommend