Jepang Sebagai Kepulauan Gunung Berapi

Volcano Island: The Many Volcanoes of Japan

Dengan simbol Gunung Fuji sebagai perwakilan gunung berapi, mungkin tidak mengherankan jika Jepang memiliki ratusan gunung berapi, tetapi di luar perkiraan bahwa lebih dari 100 gunung masih aktif hingga saat ini. Walau ada sebagian besar tidak aktif, gunung berapi ini selain berfungsi sebagai "mesin penghangat" sumber mata air panas, juga merupakan medan pendakian dan ski yang bagus, tetapi beberapanya masih beresiko meletus. Dibandingkan dengan negara lain, negara kepulauan ini memiliki lebih banyak gunung berapi aktif dan menyumbang sekitar 10% dari jumlah global. Karena memiliki jumlah letusan tertinggi, para pendaki lokal di sini mungkin lebih mengetahui pengetahuan tentang prosedur darurat daripada di tempat lain.

Mengapa Jepang memiliki begitu banyak gunung berapi?

Why does Japan Have so Many Volcanoes?

Jepang adalah bagian dari wilayah yang dikenal sebagai ‘Pacific Ring of Fire' atau `Cincin Api Pasifik' dan berada di persimpangan empat lempeng tektonik, dengan lima busur vulkanik utama. Mereka adalah busur Honshu Timur Laut dan Kuril di Utara, busur Izu-Bonin-Mariana pusat dan busur Ryukyu dan Honshu Barat Daya di Selatan. Letusan gunung berapi pertama yang tercatat secara historis adalah pada tahun 553 M dari Gunung Aso, dengan yang terbesar dari Gunung Towada pada tahun 915 M.

Gunung Berapi dan Lembah Neraka

Volcanoes and Hell Valleys

Lembah Neraka yang dalam bahasa Jepnag disebut dengan Jigokudani  ini mengacu pada daerah vulkanik dengan ventilasi uap dan pemandangan yang mengesankan yang banyak menarik pengunjung. Beberapanya yang paling terkenal adalah Jigokudani Monkey Park - terkenal dengan monyet pecinta onsennya, Delapan Neraka Beppu dan Lembah Neraka Noboribetsu di Hokkaido.

Gunung Berapi Terkenal di Jepang

Famous Volcanoes in Japan

Selain Gunung Fuji, sebagian besar puncak gunung di Jepang dikenal sebenarnya gunung berapi, dengan berbagai derajat aktivitas. Apakah itu sebuah landmark, hiking atau tujuan untuk ski-resorts, mereka merupakan bagian integral dari lanskap Jepang.

Gunung Shirane, Gunma (Masih Aktif)

Gunung yang mengesankan di samping kota mata air panas Kusatsu yang populer, adalah Gunung Shirane yang menjadi salah satu gunung berapi aktif di Jepang. Letusan terbaru terjadi pada tahun 2018, yang memakan korban jiwa satu orang tewas dalam salju longsor. Kawah Yugama berwarna biru pucat yang menakjubkan dan tempat wisata yang populer, dengan akses terbatas untuk alasan keamanan. Jika tidak, pendakiannya mudah, dengan kereta gantung dan perjalanan wisata (jika ada ijin) yang menawarkan cara mudah untuk mencapai puncak. Daya tarik besarnya adalah kota terdekat dari Kusatsu itu sendiri, yaitu sumber mata air panas yang dipanaskan oleh gemuruh vulkanik di bawah tanah.

Gunung Fuji, Yamanashi dan Shizuoka (Masih Aktif)

Simbol nasional, dengan bentuk sempurna: Gunung Fuji adalah bentuk gunung berapi klasik dan gunung tertinggi di Jepang dengan ketinggian 3776m. Gunung yang masih terhitung aktif, letusan terakhir terjadi pada tahun 1707, yang berarti mendaki sampai ke puncak adalah aktivitas yang populer. Gunung ini sering digambarkan tertutup salju, yang dalam setiap tahun rute pendakiannya hanya dibuka mulai dari bulan Juli hingga Agustus setiap tahun.

Gunung Daisen, Tottori

Gunung tertinggi di wilayah Chugoku, Gunung Daisen adalah tempat mendaki yang populer di Daisen-Oki National Park. Gunung yang tertidur dan tidak meletus selama ribuan tahun, gunung ini adalah gunug dengan rute pendakian yang aman dan memiliki sejarah panjang makna spiritual, dengan adanya kuil Buddha dan kuil Shinto di lerengnya. Punggungan gunung ini memiliki beberapa puncak termasuk Misen, Kengamine dan Nodagasen. Ini adalah area hiking yang sangat populer di musim gugur dengan banyak pengunjung yang datang dari seluruh Jepang.

Gunung Aso, Kyushu (Masih Aktif)

Gunung Aso diklaim sebagai salah satu kaldera terbesar di dunia (kawah) dan merupakan salah satu gunung berapi aktif di Jepang. Letusan besar terbarunya terjadi pada tanggal 20 Oktober 2021, dengan letusan sebelumnya pada tahun 2016. Kaldera yang mengesankan berdiameter 25m dengan keliling 100m dengan pengunjung sebelumnya dapat mengunjungi puncak di kaldera. Namun, karena letusan baru-baru ini, area tersebut ditutup.

Sakurajima, Kagoshima(Masih Aktif)

Gunung Sakurajima adalah salah satu gunung berapi paling aktif di Jepang, dengan gumpalan asap naik dari kawah dan letusan kecil terjadi setiap hari. Telah diprediksi oleh para ilmuwan bahwa letusan besar akan terjadi dalam 30 tahun ke depan. Gunung berapinya adalah simbol kota dengan ketinggian 1117m, terletak tepat di tengah Teluk Kagoshima. Sebelum letusan kuat yang terjadi pada tahun 1914, gunung berapi itu adalah sebuah pulau, tetapi aliran lava dari letusan menciptakan jembatan darat, meskipun feri masih merupakan rute akses yang populer. Gunung berapi dapat dilihat dari titik pengamatan tetapi orang tidak dapat pergi dalam jarak 2 km dari kawah.

Letusan Besar di Jepang

Major Eruptions in Japan

Walau sementara banyak gunung berapi yang tidak aktif atau tidak dianggap sebagai risiko bagi pengunjung, ada sejumlah letusan signifikan dalam sejarah Jepang. Sementara dalam beberapa letusan secara langsung memakan banyak korban banyak jiwa, banyak yang memicu tsunami yang menyebabkan bencana besar.

Gunung Asama, Gunma - 1108 ke depan

Gunung Asama yang merupakan gunung berapi paling aktif di pulau utama Jepang Honshu, berada dalam peringkat A dalam sistem Jepang. Merupakan rumah bagi observatorium gunung berapi Universitas Tokyo dan merupakan fokus utama studi vulkanik berkat sejarah letusannya yang kuat. Letusan Tennin pada tahun 1108 diyakini telah mempengaruhi cuaca sejauh Eropa selama bertahun-tahun setelahnya, serta menyebabkan kelaparan besar. Hal ini makin diyakini setelah terjadinya letusan kedua kalinya dengan nama letusan Tenmei tahun 1783. Pada tahun itu letusan plinian tiga bulan menewaskan lebih dari 1500 orang, dengan lebih dari 20.000 diyakini telah meninggal karena kelaparan yang semakin memburuk pada tahun-tahun berikutnya. Di zaman modern terjadi juga beberapa letusan, yaitu pada tahun 1982, 1983, lebih dari 1.000 gempa bumi di sekitar gunung berapi terdeteksi pada tahun 1995, dengan letusan terbaru pada tahun 2019. Aktivitas gunung mencakup keseluruhan catatan sejarah Jepang, dimulai pada tahun 685.

Gunung Higashi dan Gunung Nishi, di Pulau Oshima, Hokkaido - tahun 1741

Sebuah kaldera ganda yang ada di pulau tak berpenghuni, gunung berapi ini adalah sumber letusan besar di abad ke-18. Tsunami yang dipicu dari letusan ini telah menghantam pantai Hokkaido, Honshu Barat dan bahkan Korea, dengan menewaskan hampir 1500 orang. Letusan terakhir terjadi pada tahun 1790, dengan beberapa aktivitas yang diukur pada tahun 1996. Pulau ini tidak dapat dikunjungi, kecuali untuk penelitian ilmiah yang disertai dengan izin khusus.

Gunung Unzen, Nagasaki - 1792 & 1991

Rangkaian gunung berapi strato yang tumpang tindih, Gunung Unzen bertanggung jawab atas salah satu korban tewas terkait gunung berapi tertinggi di Jepang. Pada tahun 1792 kubah lava runtuh, menyebabkan tsunami besar yang menewaskan lebih dari 14.000 orang. Setelah tidak aktif selama bertahun-tahun, baru-baru ini aktif lagi tepatnya antara tahun 1990 dan 1995, dengan letusan besar pada tahun 1991 menewaskan 43 orang. Puncak tertinggi adalah Heisei-Shinzan, terbentuk selama aktivitas tahun 1990-an (di era Heisei).

Gunung Bandai, Fukushima - 1888

Salah satu gunung berapi strato Jepang lainnya, Gunung Bandai masuk dalam daftar 100 gunung paling terkenal di Jepang dan memiliki status geopark. Gunung berapi ini telah aktif selama hampir 300.000 tahun dengan letusan perekam paling signifikan terjadi pada tahun 1888 yang menyebabkan lima desa terkubur dan 477 orang tewas. Merupakan bencana pertama di bawah Pemerintah Jepang modern baru di era Meiji, dengan diselidiki dan didokumentasi dengan cermat. Dan sekarang gunung ini adalah gunung yang populer untuk hiking dan tidak dianggap sebagai ancaman.

Torishima, Kepulauan Izu - 1902

Torishima, yang mengandung arti "Pulau Burung", adalah pulau yang sekarang tidak berpenghuni , di Kepulauan Izu. Pulau ini dibentuk oleh gunung berapi bawah laut aktif dengan puncak pada 394m. Awalnya hanya dihuni oleh pelaut yang terdampar, mulai dihuni pada periode Meiji, dengan populasi elang lautnya menciptakan sumber mata pencaharian bagi penduduk. Namun pada tahun 1902, seluruh penduduk pulau itu meninggal oleh letusan dan sejak itu pulau ini tidak berpenghuni. Mengamati burung adalah daya tarik yang populer untuk pulau ini, tetapi pengunjung hanya dapat mengamati dari perahu.

Gunung Ontake, Nagano - 2014

Gunung berapi tertinggi kedua dan gunung tertinggi ke-14 di Jepang, Gunung Ontake adalah rute pendakian yang populer tetapi sekarang masih dikaitkan dengan bencana vulkanik yang tragis. Pada tanggal 27 September 2014, tanpa peringatan, gunung berapi itu meletus di puncak hari pendakian. Pendakian yang mudah dan pada awal musim gugur, saat itu gunung ini didaki oleh ratusan orang, menyebabkan 58 tewas dan lima orang hilang.

Sistem Peringatan Vulkanik di Jepang

The Japanese Volcanic Warning System

Jepang memiliki sistem peringatan gunung berapi yang komprehensif untuk memberi tahu orang-orang terdekat tentang potensi bencana gunung berapi. Terutama ditujukan untuk yang berada di daerah sekitar kawah dan daerah pemukiman, dikeluarkan juga prakiraan kondisi gunung berapi. Saat peringatan dikeluarkan, peringatan tersebut dirilis ke lembaga penyiaran publik seperti NTT atau NHK, layanan darurat seperti polisi, pemadam kebakaran dan mobil ambulans, dan lembaga pemerintah seperti Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata, dan Penjaga Pantai Jepang. Pada gilirannya akan memberi tahu penduduk, dan kapal tentang tindakan apa yang harus diambil.

Sistem Peringatan Vulkanik

Lima level terbagi dalam tiga kategori: Prakiraan (Level 1), Peringatan (Level 2 dan 3) dan Peringatan Darurat (Level 4 dan 5).

  • Level 1: Ada kemungkinan terjadinya emisi abu, dengan beberapa risiko bagi orang-orang yang sedang berada di kawah. Tidak ada tindakan yang diperlukan untuk penduduk sekitar, tetapi para pendaki mungkin harus menahan diri untuk tidak mendekati kawah.
  • Level 2: Situasi dimana letusan atau potensi letusan tidak memerlukan tindakan lanjutan oleh warga, tetapi pendaki harus menahan diri untuk tidak mendekati kawah.
  • Level 3: Di mana letusan atau potensi letusan mengancam keselamatan bagi tempat-tempat di dekat pemukiman penduduk. Warga harus bersiap untuk evakuasi  (lansia, cacat) dan tetap waspada. Pendaki tidak boleh memasuki zona berbahaya.
  • Level 4: Letusan atau potensi letusan yang langsung mengancam keselamatan pemukiman penduduk. Warga harus bersiap untuk mengungsi dan warga yang memerlukan kebutuhan khusus (lansia, cacat) harus dievakuasi terlebih dahulu. Siapapun yang mendaki harus segera mengungsi.
  • Level 5: Letusan atau potensi letusan yang akan menyebabkan kerusakan serius pada kawasan pemukiman. Warga harus segera mengungsi dari kawasan tersebut. Siapapun yang mendaki harus segera mengungsi.

Apa Yang Darus Dilakukan Ketika Terjadi Kasus Darurat Vulkanik di Jepang

What to do in Case of a Volcanic Emergency in Japan

Jika kamu berada di Jepang mengalami keadaan darurat vulkanik di Jepang, sebaiknya ikuti saran yang diberikan dari sumber resmi. Bagi yang mendaki, pemandu dan pemilik gubuk dapat memberikan informasi, dengan informasi keselamatan yang harus dibaca dan dimengerti terlebih dahulu jika mendaki gunung berapi aktif. Terkadang ada tempat perlindungan gunung berapi di sepanjang rute jalan kaki. Bagi mereka yang berada di daerah pemukiman, yang terbaik adalah mencari sumber informasi resmi seperti NHK - siaran TV nasional. Menyadari risiko tambahan seperti tsunami adalah kunci di daerah pesisir, dengan tempat penampungan evakuasi yang diberi tanda dengan jelas. J-Alert adalah sistem peringatan Jepang yang digunakan untuk bencana alam, dengan pengumuman televisi, radio, ponsel dan pengeras suara kota yang dibuat pada saat darurat.

Daftar Isi

Survey[Survei] Liburan ke Jepang







Recommend