[Ada apa dengan orang Jepang?] Kebiasaan aneh orang Jepang di Perayaan dan Pesta Pernikahan

Japanese-Wedding-01
WR36 / Shutterstock.com

[Kenapa kedua pengantinnya bukan Kristiani, akan tetapi mereka melakukan ritual pernikahannya di dalam chapel?], [Mengapa di tengah pesta perayaan pernikahan, kedua pengantinnya berganti kostum?], dll. Pesta pernikahan orang Jepang banyak terdapat keanehan dilihat dari sisi orang asing. Kali ini, kami akan membahas hal yang bagi orang asing terlihat aneh atau meragukan! Dengan langsung mewawancarai wanita Jepang bernama T-san, yang baru saja menikah!

Japanese-Wedding-02
Attila JANDI / Shutterstock.com

Walau bukan Kristiani, mengapa melakukan ritual pernikahannya diselenggarakan secara Kristen dan di dalam chapel??

Jika pernikahan telah ditentukan, hal pertama yang dibahas adalah cara penyelenggaraan yang dilakukan apakah di kuil Shinto atau di dalam chapel. T- san yang baru saja melangsungkan pernikahannya pada bulan Oktober 2017, menjawab “Karena saya ingin mengenakan wedding dress berwarna putih, saya memutuskan untuk menyelenggarakan ritual pernikahannya di dalam gereja”. Lebih dari setengah dari orang Jepang seperti T-san, yang pada dasarnya tidak mempunyai keyakinan / agama. Tidak terkait dengan beragama Kristen atau tidak, yang penting karena ingin mengenakan wedding dress putih, maka diputuskan untuk melangsungkan pernikahan di dalam gereja. Dan sebenarnya, Gereja yang dimaksud bukanlah gereja asli yang biasa digunakan untuk berdoa umat Kristen, akan tetapi sebuah tempat khusus yang hanya digunakan untuk menyelenggarakan ritual pernikahan. Biasanya terdapat di tempat khusus pernikahan atau di dalam hotel. Mungkin bagi umat Kristen ini kedengarannya aneh, akan tetapi bagi orang Jepang, pernikahan ini adalah salah satu “event”, yang mana “event” adalah salah satu hal yang disukai orang Jepang. 

Japanese-Wedding-03

Wedding dress nya adalah sewaan?

Setelah tempat pernikahannya ditetapkan, hal yang harus diputuskan adalah kostum atau wedding dress. T-san berkata, “Karena membeli wedding dress terlalu mahal, saya menyewa saja”. Bagi saya, saya tidak dapat mengerti mengapa harus beli mahal wedding dress dan hanya dipakai satu kali! Di Jepang, umumnya karena tempat tinggal sempit jadi tidak ada cukup ruang untuk menyimpan wedding dress. Jadi kebanyakan orang menyewa saja. Umumnya biaya sewa seharga \200,000 (kira-kira Rp25 juta). Dan bagi orang Jepang pun, harga segitu masih termasuk mahal. 

Japanese-Wedding-04

Seperti pertunjukkan “Sayonara”? Di tengah acara pengantinnya berganti kostum?!

Di tengah pesta pernikahan, ada jeda di mana kedua pengantin pamit untuk berganti kostum, bahkan dengan berganti warna kostum. Akhir-akhir ini, di awal pesta pengantin wanita mengenakan wedding dress berwarna putih,dan dari tengah sampai akhir acara berganti kostum menjadi kosstum berwarna merah atau biru, atau berganti kostum dengan mengenakan kimono Jepang, sementara pengantin pria berganti kostum dari tuxedo menjadi hakama (kimono untuk pria). Terkadang sampai tempat pernikahan pun suasananya diganti, dengan tujuan untuk memberi kejutan kepada tamu. Akhir-akhir ini banyak juga yang tidak berganti kostum, tetapi sebelumnya ada kebiasaan mengganti kostum bahkan sampai dua kali ganti! Kedengarannya seperti fashion show ya?! Mungkin saja maksud mereka adalah untuk menyenangkan para tamu. 

Japanese-Wedding-05

Wajib membayar biaya pesta jika menghadiri pesta pernikahan, dari mulai \30,000 (Rp4 juta) hingga \80,000 (Rp10 juta)

Di setiap negara atau daerah, pasti mempunyai cara berbeda dalam mempersiapkan biaya pesta pernikahan, hadiah buat pengantin, dll. Di dalam budaya Jepang, yang wajib ditulis di sini adalah terdapat kebiasaan yang berbeda, adalah go - shugi / 、ご祝儀atau uang amplop sebagai hadiah buat pengantin . Jika kamu mendapat undangan pernikahan, dan akan hadir di upacara pernikahan tersebut, setidaknya kamu harus menyiapkan uang tunai antara \30,000 (Rp4 juta) hingga \80,000 (Rp10 juta), dimasukkan ke dalam amplop dengan desain khusus untuk perayaan pernikahan, dan diserahkan ke panitia di front desk. Terdapat aturan jumlah uang yang wajib dimasukkan ke dalam amplop, yakni sekitar \30,000 (Rp4 juta) jika yang menikah adalah saudara, teman, rekan kerja, dan sekitar \50,000 (Rp6 juta) ~ \80,000 (Rp10 juta) jika yang menikah adalah saudara lebih muda kira-kira 10 tahun, bawahan atau adik kelas. 

Bagaimana dengan artikel di atas? Member dari Indonesia, Thailand, Malaysia, Taiwan dan Hongkong juga membaca artikel ini. Kamu pasti juga ingin tahu tentang budaya negara lain yang menarik, bukan? Sharing ke kami jika ada cara atau adat pernikahan yang unik atau sedikit berbeda dari biasa!

Daftar Isi

Survey[Survei] Liburan ke Jepang







Recommend