Pertemuan pertama kali dan meluncur ke Kanazawa
Saya tiba di bandara haneda sekitar pukul 9 pagi waktu setempat tokyo, setiba di bandara saya langsung bergegas menemui rekan perjalanan saya yaitu 3 pemenang dari negara lain dan Guide yang kece yaitu Cheak-san (staff Fun Japan). Kami berkenalan singkat,orang pertama yang saya ajak kenalan adalah Wila dari Thailand, lalu Min dari Malaysia dan Walter dari Taiwan. Awalnya agak canggung tetapi lama kelamaan rasa canggung itu sirna, dan kami memulai perjalanan dengan sangat menyenangkan.

Pertama kami menuju stasiun tokyo menggunakan bus , setiba di stasiun tokyo sekitar jam 10.00 karena akan melalui perjalanan 3 jam untuk sampai di Kanazawa. kami membeli lunch box di stasiun tokyo, saya dan min membeli nasi saba shusi dari fukui, walter membeli nasi gurita yang segar dan wila membeli nasi daging cincang. Kami menyantap makanan tersebut saat berada di kereta shinkansen, dan rasa nya benar – benar nikmat dan special.

Sesampai di Kanazawa kami masih harus menggunakan bus Kanazawa – Shirakawa Go, karena transportasi umum menuju Shirakawa Go memang harus menggunakan bus, sebelum bus datang, kami pun sempatkan berfoto –foto di stasiun kanazawa. Stasiun kanazawa memiliki desain yang unik, di dalam stasiun ada kubah kaca yang biasa di sebut motenashi dome dan ada gerbang yang terbuat dari kayu yaitu tsuzumi-mon. Tsuzumi mon sendiri bentuknya seperti drum tradisional jepang yang bernama tsuzumi.

Menikmati keindahan Shirakawa Go
Sepanjang perjalanan menuju Shiarakawa Go kami disuguhi dengan pemandangan yang menarik dan menakjubkan. Banyak pohon, bukit dan gunung-gunung yang diselimuti oleh salju, sungai yang jernih mirip seperti di negeri dongeng, tak hanya itu rumah-rumah tradisional yang diselimuti salju benar-benar indah sekali. Sangat menakjubkan saya pun tak henti –henti nya mengucapkan syukur atas ke indahan alam ini. Ini pertama kali nya saya, min dan wila melihat salju. semakin tak sabar untuk segera sampai di Shirakawa Go.
Kami sangat menikmati pemandangan selama perjalanan ini sampai-sampai bus yang kami tumpangi sudah sampai di desa Shirakawa Go. Dengan senyum sumringah kami turun dari bus untuk melihat langsung keindahan desa yang sangat terjaga ini
Kami tiba sekitar pukul 5.30 sore, saat itu agak sepi karena pengunjung sudah banyak yang pulang dan kami baru datang, karena sepi kami bebas melihat pemandangan yang asri, bersih dan banyak area yang di selimuti salju tebal, rasanya saya ingin tidur di atas salju itu, hehehe. Tak lama kemudian Cheak-san membawa kami mengunjungi rumah Ottoya-san yang letaknya tidak jauh dari halte bus. Rumahnya masih sangat tradisional atau bisa di sebut penginapan tradisional (Ryokan). Kami beristirahat sejenak sebelum makan malam.
Saat makan malam tiba, kami disuguhi dengan banyak hidangan tradisional, ini pertama kali nya saya menyantap masakan lokal jepang dengan suasana yang masih tradisional dan cita rasa nikmat dari masakan keluarga Ottoya-san.

Setelah makan malam, kami keluar untuk melihat pemandangan malam desa Ogemachi,Shirakawa Go. Suasana nya sunyi, sepi dan nyaman sekali karena hanya kami ber lima yang menikmati pemandangan ini . lampu- lampu yang terpancar dari rumah –rumah yang ada di Shirakawa Go atau yang biasa disebut Gassho-zukuri memberikan nuansa klasik dan kami serasa sedang berada di jaman dahulu kala. Saat sedang asik berfoto, guide kece kami tiba-tiba melempar bola salju, saya pun membalas lemparan tersebut hihihi, seru dan ini pembalasan yang setimpal. lemparan bola salju ini tidak sakit, karena bola salju yang kami gunakan untuk saling melempar berukuran kecil sehingga tidak terasa sakit, melainkan sangat mengasyikkan.

Setelah berkeliling di area sekitar kami kembali ke rumah Ottoya –san, akan tetapi kami tidak langsung beristirahat, kami berlima akhirnya memutuskan untuk bermain salju di halaman depan rumah Ottoya-san. Cheak-san hanya membuat boneka salju mini, berbeda dangan saya, Wila , Min dan Walter kami memutuskan membuat boneka salju yang besar. Ini pengalaman pertama untuk saya membuat boneka salju, saya sempat berfikir membuat boneka salju itu mudah namun ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Dengan sangat bersemangat kami berhasil membuat boneka salju dengan dua bulatan bola salju, dan sepertinya masih ada yang kurang, ukurannya tidak terlalu besar, kami pun memutuskan untuk membuat satu bulatan lagi untuk di taruh di atasnya, sedikit tidak yakin dengan hasil akhirnya, namun karena kami ber empat bekerja sama dengan baik sehingga saat boneka salju sudah jadi, kami pun sangat puas dan kami menamakan boneka salju nya dengan nama Princess Ottoya-san.




Setelah lelah bermain salju, kami memutuskan untuk beristirahat. Karena besok pagi kami harus bangun pagi-pagi untuk melihat matahari terbit di Shiroyama Observatory Deck. Sesampai di kamar, tempat tidurnya sudah disiapkan oleh keluarga Ottoya-san, huh hampir berkaca-kaca mata ini karena impian saya untuk menikmati tidur di ryokan dan mencoba yukata untuk tidur akhirnya terwujud.
Eits saat bersiap-siap tidur, tiba-tiba Walter mengetuk kamar untuk menawarkan biskuit dari Taiwan, akhirnya saya dan Wila masuk ke kamar para laki-laki ini untuk memberikan oleh-oleh, Wila memberi canvas bag lucu khas Thailand, lalu min memberi kami brownies buatannya, sumpah enaak banget. Kalau saya sendiri saya membawa cookies pineapple dan coklat masing-masing setiap orang mendapatkan 1 toples.(semoga suka ya). Karena malam sudah semakin larut saya dan Wila kembali ke kamar dan siap-siap tidur untuk menyambut hari esok, yang pastinya sangat seru.


Comments